Indonesia
Raise It With Press Release
TechnologyCommerce / LifestyleFood / BeverageEducationReal Estate / Architecture
Garansi Publikasi di 100 Media Hanya Rp499k atau Uang Kembali. Dapatkan Sekarang!
Try it >>
press release

/ Tarif, Inflasi, dan Suku Bunga: Trump di Tengah Pusaran Tantangan Ekonomi

Tarif, Inflasi, dan Suku Bunga: Trump di Tengah Pusaran Tantangan Ekonomi

NANOVEST
preview

Politik Amerika Serikat saat ini mencapai puncak polarisasi antara kubu kiri dan kanan. Perbedaan pandangan semakin tajam, terutama dalam hal kebijakan ekonomi dan perdagangan. Begitu resmi menjabat sebagai presiden, Donald Trump langsung mengambil langkah agresif dengan menandatangani sekitar 85 Executive Order hanya dalam satu bulan pertama. Angka ini jauh melampaui jumlah perintah eksekutif yang diterbitkan oleh beberapa pendahulunya, seperti Barack Obama yang hanya menandatangani 16 Executive Order, serta Joe Biden dengan 10 Executive Order dalam periode yang sama. Langkah cepat dan drastis Trump mencerminkan keyakinannya bahwa kepemimpinan sebelumnya dianggap kurang tegas dalam memperjuangkan kepentingan Amerika Serikat di kancah global.

Salah satu kebijakan utama Trump adalah menerapkan tarif tinggi terhadap beberapa mitra dagang utama seperti Tiongkok, Meksiko, Kanada, dan Kolombia. Ia berupaya menekan negara-negara tersebut agar tunduk pada kepentingan ekonomi AS melalui langkah-langkah proteksionis. Namun, kebijakan ini tidak hanya memicu ketegangan perdagangan internasional, tetapi juga membawa dampak signifikan terhadap ekonomi global. Pengenaan tarif yang lebih tinggi menyebabkan gangguan pada rantai pasokan dan mendorong lonjakan harga barang, yang pada akhirnya meningkatkan inflasi ke level yang lebih tinggi. Padahal, dalam 30 bulan terakhir, inflasi mulai menunjukkan tanda-tanda stabilitas berkat kebijakan suku bunga yang diterapkan sebagai alat pengendali utama.

Saat ini, suku bunga telah mengalami penurunan sebesar 100 basis poin (bps) dari level tertingginya, yaitu 5,5%. Level ini sebelumnya merupakan yang tertinggi sejak krisis finansial global tahun 2008. Keputusan pemangkasan suku bunga diambil oleh Federal Reserve (The Fed) sebagai respons terhadap penurunan inflasi yang signifikan, dari puncaknya di 9% menjadi 3% dalam kurun waktu 18 bulan terakhir. Meski demikian, The Fed tetap berhati-hati dalam mengambil langkah lebih lanjut. Para pejabat bank sentral masih menunggu inflasi mencapai target 2% sebelum mempertimbangkan pemangkasan suku bunga tambahan. Dengan inflasi yang masih bertahan di level 3%, kebijakan moneter saat ini kemungkinan besar akan tetap dipertahankan tanpa adanya pemangkasan lebih lanjut dalam waktu dekat.

Bagi investor yang bergelut dalam aset berisiko seperti saham dan kripto, harapan mereka adalah suku bunga dapat terus turun hingga ke level 2,5%, atau dengan kata lain, pemangkasan tambahan sebesar 200 bps dari posisi saat ini. Suku bunga yang lebih rendah akan memberikan dorongan bagi pasar keuangan, meningkatkan likuiditas, serta memperkuat daya beli konsumen. Namun, kebijakan ekonomi yang dijalankan oleh Donald Trump, khususnya terkait penerapan tarif impor, berpotensi menggagalkan skenario tersebut. Jika kebijakan tarif yang agresif terus diterapkan, bukan tidak mungkin The Fed justru akan mengambil langkah sebaliknya, yaitu menaikkan kembali suku bunga untuk mengendalikan dampak inflasi yang timbul akibat kebijakan proteksionis tersebut.

Pengenaan tarif terhadap beberapa mitra dagang utama, termasuk negara-negara yang telah lebih dulu terkena dampaknya seperti Tiongkok, Meksiko, Kanada, dan Kolombia, ditambah dengan ancaman tarif baru terhadap Uni Eropa, dapat memperburuk kondisi inflasi. Negara-negara yang masuk dalam daftar tarif AS menyumbang sekitar USD $1,7 triliun terhadap total impor AS pada tahun 2024, yang setara dengan 6% dari Produk Domestik Bruto (GDP) AS. Jika kebijakan ini terus berlanjut atau bahkan berkembang menjadi perang dagang yang lebih luas, dampak terhadap harga barang dan jasa akan semakin besar. Hal ini tentu akan menjadi pukulan bagi investor yang berharap suku bunga terus turun, karena inflasi yang kembali meningkat dapat memaksa The Fed untuk kembali mengetatkan kebijakan moneter.

Salah satu kebijakan kontroversial Donald Trump yang berpotensi mendorong inflasi adalah rencana deportasi massal pekerja imigran ilegal di Amerika Serikat. Sebagian besar pekerja ini berasal dari kawasan Amerika Tengah dan memasuki AS tanpa dokumen resmi, tinggal melebihi izin yang diberikan (overstay), atau menyalahgunakan dokumen visa mereka. Para imigran ini umumnya menerima upah lebih rendah dibandingkan pekerja warga negara AS, sehingga banyak bisnis bergantung pada tenaga kerja mereka untuk menekan biaya operasional. Keberadaan pekerja dengan bayaran lebih murah memungkinkan perusahaan menawarkan harga barang dan jasa yang lebih terjangkau bagi konsumen. Jika kebijakan deportasi besar-besaran diberlakukan, akses terhadap tenaga kerja murah akan berkurang drastis, yang pada akhirnya dapat meningkatkan biaya produksi dan menaikkan harga barang serta jasa di berbagai sektor, mulai dari pertanian, konstruksi, hingga jasa rumah tangga.

Namun, di sisi lain, beberapa kebijakan Trump lainnya diyakini dapat berkontribusi terhadap penurunan inflasi, khususnya di sektor energi. Trump berencana memberikan keleluasaan yang lebih besar bagi industri minyak dan gas AS untuk melakukan eksplorasi serta eksploitasi sumber daya energi domestik, termasuk di lahan milik pemerintah federal. Dengan mendorong produksi minyak dalam negeri, AS dapat mengurangi ketergantungannya pada impor energi dan lebih terlindungi dari fluktuasi harga minyak global. Kebijakan ini diharapkan dapat menekan harga bahan bakar dalam negeri, yang sebelumnya melonjak akibat menurunnya produksi minyak domestik dan dampak dari perang Rusia-Ukraina pada tahun 2022. Salah satu faktor utama pendorong inflasi pada periode tersebut adalah meningkatnya biaya logistik akibat lonjakan harga bahan bakar. Dengan meningkatkan kemandirian energi, AS berpotensi menjaga stabilitas harga dan mengurangi tekanan inflasi dalam jangka panjang.

Selain itu, Trump, dengan dukungan dari Elon Musk, berencana melakukan efisiensi besar-besaran dalam pengeluaran anggaran federal AS. Trump dan Musk kerap memiliki pandangan yang selaras dalam hal memberantas apa yang mereka sebut sebagai "the swamp" atau "deep state," yang merujuk pada elit Washington, D.C. yang dianggap korup dan boros dalam menggunakan dana pemerintah. Bagi Trump, semakin besar pengeluaran federal, semakin besar pula dampaknya dalam mendorong inflasi. Oleh karena itu, pemangkasan anggaran diyakini akan menjadi salah satu langkah utama dalam menekan lonjakan harga barang dan jasa. Jika kebijakan ini dijalankan, kemungkinan besar akan ada perubahan signifikan dalam struktur keuangan pemerintah, termasuk pengurangan subsidi dan program sosial tertentu, yang bisa berdampak luas terhadap ekonomi domestik.

Selain dinamika inflasi di era Trump, hubungan politik dan ekonomi antara Trump dan Jerome Powell, Ketua The Fed, juga menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan, terutama dalam hal kebijakan suku bunga. Meski Trump sendiri yang mencalonkan Powell sebagai Ketua The Fed pada 2018, keduanya sering kali memiliki perbedaan tajam terkait kebijakan moneter. Saat menjabat di periode pertama, Trump berulang kali menekan Powell agar memangkas suku bunga, tetapi tidak selalu mendapatkan respons positif. Saat ini, Trump kembali meyakini bahwa suku bunga masih terlalu tinggi, terutama karena inflasi sudah turun ke kisaran 3%. Namun, Powell dan para pejabat The Fed tetap bersikukuh bahwa kebijakan suku bunga harus diterapkan secara hati-hati untuk menjaga stabilitas ekonomi. Powell masih akan menjabat hingga Februari tahun depan, dan hingga saat itu, Trump diperkirakan akan terus berupaya mempengaruhi keputusan The Fed agar melakukan pemangkasan suku bunga. Meski kembalinya Trump ke Gedung Putih membawa optimisme bagi pasar aset berisiko seperti saham dan kripto, investor tetap harus memahami bahwa kebijakan Trump dalam aspek tarif, inflasi, dan suku bunga memiliki konsekuensi yang dapat mempengaruhi keputusan investasi secara signifikan.

Pergerakan harga Aset kripto lainnya, Saham Amerika Serikat, dan Emas Digital saat ini bisa kamu cek di aplikasi Nanovest. Jika kamu tertarik untuk mulai berinvestasi di Aset Kripto, Nanovest dapat menjadi pilihan kamu untuk mulai berinvestasi dan eksplor koin kripto lainnya, sebuah aplikasi investasi saham & kripto yang terpercaya dan aman yang dapat menjadi pilihan terbaik bagi para investor di Indonesia. Bagi para investor yang baru ingin memulai berinvestasi tidak perlu khawatir karena aset yang kamu miliki akan terjamin oleh perlindungan asuransi Sinar Mas sehingga terlindungi dari risiko cybercrime. Dan Nanovest juga telah terdaftar dan diawasi oleh BAPPEBTI, sehingga aman untuk digunakan. Bagi para penggiat investasi yang ingin menggunakan Nanovest, aplikasi ini sudah tersedia di Play Store maupun App Store Anda.

About NANOVEST
Nanovest (PT Tumbuh Bersama Nano) merupakan platform digital marketplace berbasis aplikasi yang mempermudah akses para pengguna untuk memperdagangkan aset digital baik dalam bentuk saham global, aset kripto, maupun emas digital. Kami memiliki tujuan untuk merevolusi cara anak muda dalam berinvestasi agar dapat mencapai kebebasan finansial. Nanovest secara resmi telah terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) sebagai calon pedagang fisik aset kripto. Informasi lebih lanjut silahkan kunjungi web kami di www.nanovest.io.
Contact
Nanovest

Categories
Securities / FX / Investment TrustsPolitics / Government / Local governmentVenture CapitalsCryptocurrencyFinancial results announcement

Other Press Release
Internet service
Strategy (MSTR) Jadi Incaran! Dana Pensiun 12 Negara Bagian Ikut Menanam Modal
NANOVEST
Feb 20, 2025

Internet service
Dua Pandangan, Satu Teknologi: Elon Musk vs Sam Altman dalam Masa Depan AI
NANOVEST
Feb 19, 2025

Magazines / Books / Publications
XRP Bersiap untuk Pembaruan Besar: Apa yang Harus Diketahui Investor?
NANOVEST
Feb 13, 2025

Magazines / Books / Publications
Dukungan Trump untuk Kripto AS: Akankah Era Dominasi Dimulai?
NANOVEST
Feb 10, 2025

Internet service
Saham Pinterest Meroket! Pendapatan Kuartalan Tembus USD $1 Miliar
NANOVEST
Feb 10, 2025

Internet Service Provider / Line connection
DeepSeek vs AI Agents: Siapa yang Akan Bertahan dan Akan Tumbang?
NANOVEST
Feb 06, 2025

Securities / FX / Investment Trusts
Eksekutif Bitwise: ETF Bitcoin Spot Bisa Capai Arus Masuk Tertinggi Sepanjang Sejarah
NANOVEST
Feb 04, 2025

Securities / FX / Investment Trusts
PT Sejahtera Bersama Nano Resmi Meluncurkan Token IDDB, Tokenisasi Obligasi Pertama di Indonesia Yang Tercatat di OJK Sandbox
NANOVEST
Jan 30, 2025

Internet service
Geger! Saham Nvidia Ambles 17% Setelah DeepSeek AI Muncul
NANOVEST
Jan 30, 2025

Securities / FX / Investment Trusts
Pemerintahan Trump: Arah Baru untuk Regulasi Kripto di Amerika Serikat
NANOVEST
Jan 22, 2025

System / Website / Application development
Rekor Baru Bitcoin: Imbas dari Pelantikan Donald Trump?
NANOVEST
Jan 21, 2025

Magazines / Books / Publications
"Too Big to Ignore": Bitcoin (BTC) Mendominasi di tahun 2024, Akankah Berlanjut di 2025?
NANOVEST
Jan 03, 2025

Securities / FX / Investment Trusts
Menjelang Tahun Baru 2025, Bitcoin Belum Stabil dan Mengalami Penurunan
NANOVEST
Dec 31, 2024

Securities / FX / Investment Trusts
BTC Sebagai Aset Cadangan: Strategi Baru untuk Kurangi Utang AS
NANOVEST
Dec 27, 2024

Securities / FX / Investment Trusts
Prediksi Kripto Tahun 2025: Akan Menjadi Tahun Desentralisasi
NANOVEST
Dec 24, 2024

Fitness / Healthcare
Revolusi Kesehatan: Implementasi Teknologi AI di Sektor Medis
NANOVEST
Dec 18, 2024

Network / Network Equipment
Kebijakan The Fed Sukses Melawan Inflasi, Pemangkasan Suku Bunga Jadi Opsi
NANOVEST
Dec 17, 2024

Securities / FX / Investment Trusts
Bitcoin Mencapai Level Baru USD $106.000, Siap Menjadi Cadangan Aset?
NANOVEST
Dec 16, 2024

Environment / SGDs / Recycling
Nanovest Sukses Menutup Rangkaian Program CSR “Nanovest Untuk Masyarakat” Tahun 2024
NANOVEST
Dec 13, 2024

Internet service
Pertarungan Marvell dan Nvidia: Revolusi Teknologi AI di Depan Mata
NANOVEST
Dec 12, 2024

Securities / FX / Investment Trusts
Momen Emas: Tips Investasi Aset Kripto Saat BTC Tembus USD $100,000
NANOVEST
Dec 09, 2024

Mobile app
BTC Melesat, Bitcoin Catat Kenaikan Bulanan Terbesar Hingga USD $26.000
NANOVEST
Dec 02, 2024

Securities / FX / Investment Trusts
Kenaikan Fantastik Dogecoin: Mampukah Menembus USD $1?
NANOVEST
Nov 26, 2024

Securities / FX / Investment Trusts
Trio AI Optimis Bitcoin Menuju USD $140.000, Dana Kelolaan Mencapai USD $30M
NANOVEST
Nov 26, 2024

Mobile app
Harga Bitcoin Menguat Hari ini (22/11/24): Tembus Level USD $98.000
NANOVEST
Nov 22, 2024

Securities / FX / Investment Trusts
Efek Kemenangan Trump: Saham Tesla Meroket, Kapitalisasi Pasar Mencapai 1 Triliun Dolar AS
NANOVEST
Nov 14, 2024

International activity
Harga Bitcoin Melonjak 25% Sejak Donald Trump Terpilih Sebagai Presiden AS
NANOVEST
Nov 12, 2024

Securities / FX / Investment Trusts
Efek Kemenangan Trump, Harga Bitcoin Meroket hingga Rp 1,2 Miliar
NANOVEST
Nov 11, 2024

Securities / FX / Investment Trusts
Trump Unggul dalam Pilpres AS, Pasar Kripto Mengalami Kenaikan Tajam
NANOVEST
Nov 07, 2024

Securities / FX / Investment Trusts
Kemenangan Trump Diprediksi Akan Membawa Bitcoin Menuju USD $100.000
NANOVEST
Oct 28, 2024

Internet service
Bitcoin Dekati Level Enam Digit, Trader Bersiap Menghadapi Gelombang Baru
NANOVEST
Oct 28, 2024

Marketing / Research
Melonjak Drastis: Bitcoin Naik 3.000.000% Setelah Dihapus dari Pemberitaan The Economist
NANOVEST
Oct 23, 2024

System / Website / Application development
IDDB Resmi Menjadi Pelopor Proyek Tokenisasi Pertama di Indonesia yang Mendapatkan Persetujuan dari OJK Sandbox
NANOVEST
Oct 14, 2024

Securities / FX / Investment Trusts
Ekonomi AS Menguat, Token AI Pimpin Rebound di Pasar Aset Kripto
NANOVEST
Oct 10, 2024

Mobile app
ETF Bitcoin: Peluang dan Risiko yang Harus Diketahui Investor
NANOVEST
Oct 09, 2024

Securities / FX / Investment Trusts
Lonjakan Transaksi ETH: Apakah Ini Sinyal Pertumbuhan di Masa Depan?
NANOVEST
Oct 01, 2024

Internet service
The Fed Pangkas Suku Bunga 50 bps, Bitcoin Kembali Menghijau!
NANOVEST
Sep 19, 2024

Legal / Patent / Intellectual Property
Jelang Keputusan The Fed: Bitcoin Melonjak Hampir USD $60.000 Lagi
NANOVEST
Sep 18, 2024

Life insurance / Non-life insurance
Di Tengah Maraknya Ancaman Siber, Nanovest Hadir Sebagai Satu-Satunya Platform Investasi dengan Perlindungan Asuransi Cybercrime
NANOVEST
Sep 16, 2024

Marketing / Research
Pakar Kripto Optimis: Sentimen Bullish Kripto Tetap Kuat di Tengah Volatilitas Pasar
NANOVEST
Sep 11, 2024

System / Website / Application development
Mencapai 617 Juta Pengguna, Aset Kripto Memiliki Potensi Menjadi Masa Depan Finansial
NANOVEST
Sep 07, 2024

Nature / Weather
Sukses Menggelar Acara CSR “Nanovest Untuk Masyarakat” Komitmen ini Akan Berlanjut Hingga Akhir Tahun 2024
NANOVEST
Sep 04, 2024

School / University
Saham Teknologi yang Diprediksi Dapat Menyusul Saham Nvidia
NANOVEST
Aug 29, 2024

Servers / Peripherals
CEO Telegram Ditangkap, Harga TON Merosot?
NANOVEST
Aug 28, 2024

Securities / FX / Investment Trusts
IDDB Menjadi Proyek Tokenisasi Surat Utang Pertama di Indonesia yang Resmi Dalam Proses Menjadi Peserta Sandbox OJK dan Akan Diperdagangkan di Crypto Exchange Nanovest
NANOVEST
Aug 22, 2024

Magazines / Books / Publications
Peter Brandt: Memprediksi Setelah Koreksi, Bitcoin Dapat Mencapai USD $90.000
NANOVEST
Aug 07, 2024

System / Website / Application development
Solana Hampir Menyentuh Rekor Tahunannya, Setelah Lonjakan 27% pada Bulan Juli
NANOVEST
Aug 01, 2024

Network / Network Equipment
SEC Resmi Menyetujui Perdagangan Spot Ethereum ETF, Trader Siap Trading?
NANOVEST
Jul 24, 2024

Magazines / Books / Publications
Bitcoin (BTC) Melesat Tembus $65.000 USD Didukung Elektabilitas Donald Trump
NANOVEST
Jul 18, 2024

NANOVEST
URL
http://www.nanovest.io
Industry
Finance
Weekly Release Ranking
Aug 19, 2024 2024
Sejarah Harga Bitcoin: Perjalanan dari Nol hingga Ribuan Dolar
Palapa
VRITIMES Video
vritimes na euvritimes jpFree consultationManual Ebook IndonesiaPR College