/ Bersama Pelaku Industri, bitbybit Bahas Pergeseran Tren "Mobile-First" ke "AI-First" dalam AI Business Summit 2025
JAKARTA, 25 November 2025 – Pergeseran fundamental dalam interaksi konsumen dan bisnis menjadi fokus utama dalam "AI Business Summit 2025: Shaping The Future of AI-Driven Commerce" yang digelar di Ciputra World 2 Tower, Jakarta, Selasa (18/11). Acara yang diselenggarakan oleh bitbybit ini menghadirkan diskusi teknis mengenai adopsi Artificial Intelligence (AI) untuk efisiensi operasional.
Forum ini menyoroti bahwa fase adopsi teknologi commerce telah bergerak dari era web (2009) dan aplikasi mobile (2015) menuju integrasi AI penuh pada 2025. Dipandu oleh MC Cinthia Karani, diskusi panel menghadirkan Founder bitbybit William Tunggaldjaja, Strategic Partner Meta Eddyman Kharma, dan COO Torch Ivan Kurniawan.
Dalam paparan utamanya, William Tunggaldjaja menguraikan data operasional di mana implementasi AI saat ini mampu menangani hingga 80% inquiries (pertanyaan pelanggan) dari awal hingga akhir. Kapabilitas ini mencakup penanganan tugas repetitif seperti pengecekan status pesanan dan stok barang.
Menurut William, adopsi AI tidak dimaksudkan untuk menggantikan posisi manusia, melainkan untuk mengelevasi peran tenaga kerja ke fungsi-fungsi yang membutuhkan sentuhan personal dan kreativitas.
"AI efektif untuk pekerjaan berulang. Namun, manusia memiliki keunggulan dalam eskalasi masalah dan penyelesaian masalah secara kreatif. Integrasi ini membebaskan manusia dari pekerjaan robotik untuk fokus pada pekerjaan yang membutuhkan empati," ujar William.
Forum ini juga memperkenalkan konsep teknis "Power Message". Berbeda dengan sistem chatbot pasif konvensional, model ini dirancang untuk proaktif menginisiasi percakapan dengan pelanggan ("jemput bola") tanpa menunggu input pengguna.
Teknologi ini didukung oleh infrastruktur AI Studio yang memungkinkan bisnis membangun agen AI tanpa penulisan kode (no-code). Platform ini mencakup pre-built skillset dan pengujian (playground) yang mendukung skenario percakapan dalam Bahasa Indonesia maupun bahasa asing.
Prasetyo Budi Utomo, Product Manager bitbybit, mendemonstrasikan penerapan teknologi ini melalui studi kasus nibbl.id.
"Agen AI mampu mencatat preferensi rasa pelanggan ke dalam basis data saat interaksi terjadi. Data ini kemudian digunakan untuk segmentasi pasar, sehingga kampanye pemasaran di masa depan dapat ditargetkan secara spesifik berdasarkan profil selera konsumen," jelas Prasetyo.
Efektivitas implementasi AI divalidasi oleh data internal dari jenama lokal, Torch. Ivan Kurniawan mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan penggunaan sistem bitbybit, beban kerja tim layanan pelanggan berkurang signifikan.
"Sebanyak 44% percakapan kini ditangani sepenuhnya oleh AI. Jika manusia bisa melakukan pekerjaan tersebut secara manual, AI dapat mengakselerasinya dengan lebih cepat dan akurat," ungkap Ivan.
bitbybit menyatakan bahwa solusi ini telah terintegrasi dengan ekosistem e-commerce, termasuk Shopify dan Xendit, untuk mendukung skalabilitas bisnis di pasar Indonesia. Acara ini ditutup dengan sesi networking di mana peserta dapat mengunjungi booth interaktif dari SSDC (Shopify Expert Partner di Indonesia), KiriminAja (platform pengiriman terintegrasi untuk UMKM), Torch, dan nibbl.