/ CarbonEthics: Dorong Generasi Muda Melakukan Aksi Iklim Melalui Kolaborasi dengan Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
Jakarta, Februari 2023 - Pada Agustus 2022, CarbonEthics menggelar program magang sebagai wujud kerjasama dengan program studi Sosiologi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH). Program ini berlangsung di area konservasi CarbonEthics yang berlokasi di pulau Dompak, Bintan, Kepulauan Riau. Selama satu bulan (2-31 Agustus 2022), empat mahasiswa terpilih - Jasri Fanny Humairah, Novi Gabriella Haria, Delsy Arya Putri, dan M. Apriansyah Daulay - mendapat kesempatan untuk terlibat langsung dengan para petani pesisir dalam mengkonservasi alam. Pelaksanaan program magang ini menjadi momen bagi CarbonEthics untuk mendorong pemuda lokal bergerak melaksanakan aksi iklim dan membangun masyarakat lokal yang tangguh.
Pemuda Lokal dan Literasi Iklim
Menurut UNESCO, edukasi iklim memainkan peran penting bagi pelajar untuk memahami dan mengatasi dampak perubahan iklim, memberdayakan mereka melalui pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang diperlukan untuk bertindak sebagai agen perubahan. Dengan mengetahui pentingnya edukasi iklim, kegiatan magang ini menerapkan proses pembelajaran edukasi iklim secara teori dan praktik untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi pemuda/i lokal yang tekun dan gigih dalam melaksanakan aksi iklim untuk melindungi alam dan tempat mereka tinggal.
Selama proses magang para mahasiswa terlibat dalam berbagai bentuk kegiatan konservasi alam yang dibimbing oleh tim Community Development CarbonEthics. Kegiatan pertama yakni pembelajaran tentang edukasi karbon biru & mitigasi perubahan iklim melalui Carbon Voice Curriculum (CVC) - kurikulum terkait iklim dan ekosistem karbon biru oleh CarbonEthics. Selain edukasi iklim, mereka juga terlibat dalam sesi mentoring secara virtual yang dipimpin oleh para pemimpin senior CarbonEthics. Sesi ini bertujuan untuk mendorong mahasiswa mengembangkan kapasitas diri mereka menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri. Selain itu, sesi ini mencakup pemaparan materi tentang conservation leadership (kepemimpinan konservasi) - seperangkat prinsip panduan bagi pelajar sebagai pemimpin-pemimpin muda dalam mengatasi isu-isu konservasi di skala lokal, regional, dan global. Dengan ini, para mahasiswa mampu untuk mengembangkan kepemimpinan dan kolaborasi sebagai soft skills yang dapat membawa dampak positif bagi komunitas dan bumi.
Meningkatkan Ketangguhan Masyarakat Lokal dalam Adaptasi Perubahan Iklim
Proses pembelajaran dua arah antara mahasiswa dan masyarakat pesisir Bintan turut diterapkan dalam kegiatan magang ini untuk menekankan peran signifikan edukasi iklim sebagai landasan untuk memitigasi perubahan iklim. Setelah menerima pembelajaran edukasi iklim secara teori, para mahasiswa mempraktikkan pengetahuan yang didapat dengan menjadi fasilitator dan mentor dalam kegiatan Selayang Pandang - sebuah lokakarya pendidikan iklim bagi para petani lokal di Pulau Dompak.
Para pelajar berpartisipasi dalam penguatan kapasitas petani pesisir melalui pendidikan edukasi biru. Sebagai fasilitator dan mentor, para pelajar menjelaskan tentang mekanisme penyerapan karbon biru dan edukasi terkait fungsi ekologi dan ekonomi dari mangrove dan lamun. Sehingga, para petani pun dapat memperluas dan memperdalam tugas dan tanggung jawab mereka dalam konservasi alam. Selain itu, kegiatan Selayang Pandang juga mengedukasi para petani lokal akan krusialnya kehadiran mereka sebagai garda terdepan dalam memulihkan alam dari dampak perubahan iklim.
Selain menerima edukasi iklim dari mahasiswa, para masyarakat lokal bergantian mengedukasi para pelajar melalui mempraktikkan edukasi iklim dengan memperlihatkan alur pekerjaan mereka di lahan konservasi, serta pembuatan kain batik dengan menggunakan kulit kayu pohon mangrove.
Lewat perpaduan pembelajaran teori dan praktik, baik mahasiswa maupun masyarakat pesisir telah memperdalam pengetahuan dan semangat moral mereka untuk memulihkan keseimbangan iklim.
Mendukung Aksi Konservasi Melalui Penelitian Ilmiah
Selama magang, edukasi iklim menjadi landasan dalam mengambil langkah dalam proses mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Sebagai pelajar yang tengah menempuh pendidikan tinggi, mereka bertugas untuk mengadakan pengumpulan data penelitian di lapangan dan menyusun artikel ilmiah. Gagasan utama mereka berkisar pada komunitas lokal dan konservasi mangrove yang kemudian berkembang menjadi topik penelitian yang menarik seperti “Partisipasi Perempuan dalam Konservasi Mangrove oleh Yayasan CarbonEthics di Pulau Dompak”, “Pengelolaan Perkebunan Mangrove oleh Yayasan CarbonEthics dan Pemangku Kepentingan Lokal”, dan “Potensi Pengembangan Ekowisata Mangrove di Tanjung Siambang.”
Proyek penulisan ilmiah ini memperlihatkan dukungan CarbonEthics melibatkan penelitian ilmiah sebagai dasar dari konservasi, restorasi, dan manajemen alam serta keanekaragaman hayati. Artikel penelitian para mahasiswa mendukung upaya konservasi dengan menjadi bahan-bahan referensi dan informasi yang dapat diakses dengan bebas, mengidentifikasi akar permasalahan dan menyediakan solusi-solusi teoritis dan analitis untuk pengelolaan alam yang berkelanjutan.
Meskipun program magang ini berjangka waktu pendek, namun telah menghasilkan dampak jangka panjang yang positif bagi komunitas dan planet. Bagi komunitas, program ini memberdayakan para pemuda lokal dalam melaksanakan aksi iklim, meningkatkan ketangguhan masyarakat lokal dalam adaptasi perubahan iklim, dan menyediakan akses data ilmiah terbuka untuk penelitian sains dan sosial di Pulau Dompak. Bagi bumi, program ini menjadi sarana bagi para petani pesisir untuk memperlihatkan mereka sebagai garda terdepan bekerja melindungi alam melalui model konservasi berbasis masyarakat, mengembalikan keseimbangan iklim dengan solusi iklim berbasis alam, dan mengolah bagian mangrove sebagai produk berkelanjutan seperti sabun, kopi, dan kain batik.
Melalui kolaborasi bersama institusi pendidikan, CarbonEthics membuka kesempatan bagi generasi muda untuk mengetahui secara dekat proses kerja organisasi lingkungan seperti CarbonEthics dalam memulihkan keseimbangan iklim, membangun komunitas lokal yang tangguh, dan memberdayakan para generasi muda sebagai agen perubahan lokal untuk mempersiapkan masa depan yang berkelanjutan.