/ INVESTASI TANPA MODAL ALA PIPO HARGIYANTO: TAK HANYA ORANG KAYA, SEMUA ORANG BISA "NAIK KELAS" LEWAT PROPERTI
Tahun 2008 menjadi titik paling kelam bagi Pipo. Usaha yang ia jalankan gulung tikar. Ia terlilit utang dan kehilangan hampir semua hartanya dan terpaksa berhutang gaji pada karyawan yang ia pekerjakan.
Dari kehancuran itulah muncul keberanian untuk banting setir ke bidang properti. Dengan modal pinjaman bank dan tekad yang membara, ia membeli properti pertamanya. Dalam usaha pertamanya, Pipo menyewakan properti tersebut sebagai ruko. Tanpa ia sangka, hasil sewanya ternyata cukup untuk menutupi cicilan bulanan.
Pengalaman ini membawa kesadaran pada Pipo bahwa ia tidak berbakat "bisnis". Investasi properti menjadi ladang penghasilan berbasis investasi tanpa perlu 'berjualan' seperti kebanyakan bisnisnya yang gulung tikar sebelumnya.
Dari situ, ia mulai serius menyusun sistem untuk usaha propertinya. Pipo tak mau terjebak lagi di bisnis operasional yang melelahkan dan penuh risiko. Ia merancang strategi investasi properti tanpa repot dengan modal kecil dan bisa berjalan otomatis.
Dari pengalaman pribadinya, lahirlah prinsip "KOMODO": Kerja Ogah, Mengangsur Ogah, DP Ogah. Artinya, kamu tak perlu kerja banting tulang, tak harus membayar angsuran dari kantong sendiri, dan tak perlu uang muka besar untuk memulai.
Bagaimana caranya? Dengan memilih properti yang sejak awal sudah bisa mencetak pendapatan lebih besar dari cicilan pinjamannya. Pipo menyebut ini sebagai "properti yang mencicil dirinya sendiri."
Properti yang ia pilih bukan sembarangan. Ia menyasar aset yang berpotensi menghasilkan pendapatan harian: mini market, rumah kontrakan, kos-kosan, kios, hingga toko roti. Semua dijalankan dengan sistem bagi hasil bersama operator yang sudah berpengalaman.
Bagi Pipo, investasi bukan sekadar angka dan aset. Ini soal transisi sosial. Dari seseorang yang bahkan tak punya uang untuk makan, kini ia bisa menikmati kebebasan waktu, kebersamaan dengan keluarga, dan status ekonomi yang lebih stabil. Ia menyebut properti sebagai "angsa bertelur emas" atau aset yang meski dibiarkan, tetap bisa menghasilkan.
Lewat komunitas Sekali Seumur Hidup & PIPO, ia ingin membagikan pengetahuan itu kepada masyarakat luas. Ia percaya bahwa siapa pun, dari latar belakang apa pun, bisa mulai membangun masa depan lewat properti.
Tidak perlu jadi konglomerat untuk punya aset. Yang dibutuhkan adalah keberanian, strategi, dan kemauan untuk belajar. Beberapa tips investasi properti a la Pipo di antaranya adalah :
1) Cari properti yang sudah bisa menghasilkan sejak awal.
2) Gunakan pinjaman secara cerdas. Bukan untuk konsumsi, tapi untuk aset yang bisa mencicil dirinya sendiri.
3) Kerjasama dengan operator. Jangan semua dikerjakan sendiri. Bangun sistem.
4) Tunda kesenangan. Menunda menikmati hasil adalah kunci untuk memperbesar aset.
5) Fokus ke passive income. Tujuannya bukan kerja keras seumur hidup, tapi kebebasan.
Jika dulunya Pipo bisa bangkit dari keterpurukan, bukan karena ia punya modal besar, tapi karena ia punya pola pikir baru. Investasi properti bukan untuk orang kaya, tapi untuk orang yang berani menyusun strategi agar aset bisa bekerja untuk mereka.
Karena dalam hidup ini, bukan hanya kerja keras yang menentukan kelas sosial kita, tapi juga keputusan finansial cerdas yang diambil di saat yang tepat.