/ Bitcoin Whale Holdings Melonjak 813% di 2024, Apa Artinya Bagi Pasar Kripto?
Tahun 2024 menyuguhkan perkembangan menarik di dunia Bitcoin, di mana jumlah dompet whale baru mengalami lonjakan yang mencengangkan sebesar 813%. Fenomena ini menunjukkan minat yang semakin mendalam terhadap aset kripto ini dan menandakan kematangan ekosistem Bitcoin.
Data terbaru dari CryptoQuant mengungkapkan bahwa entitas whale kini menguasai 1,97 juta BTC, dengan nilai mencapai sekitar $132 miliar. Dompet-dompet ini masing-masing menyimpan lebih dari 1.000 Bitcoin, dengan rata-rata usia koin kurang dari 155 hari.
Saat ini, akumulasi Bitcoin oleh whale mencakup 9,3% dari total pasokan Bitcoin yang ada. Yang menarik, data ini tidak termasuk dompet pertukaran dan penambang, menandakan bahwa para investor ini adalah individu yang memanfaatkan layanan penyimpanan mandiri.
Ki Young Ju, CEO CryptoQuant, menyampaikan pendapatnya melalui unggahan di X. Ia mengaku sempat meragukan angka-angka yang sangat tinggi ini, bahkan membandingkannya dengan investor institusi yang berhasil mendapatkan tambahan 8,2% saham dalam perusahaan yang bernama "Bitcoin" dalam satu tahun terakhir.
Young Ju mencatat bahwa persepsi terhadap Bitcoin kini telah bertransformasi. Aset ini tidak lagi dipandang sebagai alat spekulasi, melainkan semakin dianggap sebagai instrumen investasi yang serius. Lonjakan jumlah dompet whale ini memicu beragam pertanyaan di kalangan komunitas kripto.
Beberapa pengguna mulai bertanya-tanya apakah memantau alamat-alamat ini bisa menjadi sinyal untuk mengidentifikasi potensi puncak pasar. Namun, Young Ju menjelaskan bahwa akumulasi oleh whale lebih tepat untuk menemukan titik terendah pasar ketimbang puncaknya. Aktivitas investor ritel, yang sering kali menunjukkan pasar yang telah mencapai titik jenuh, lebih dapat diandalkan untuk memprediksi puncak harga.
Salah satu pengamat menyoroti kemungkinan bahwa whale Bitcoin yang lebih tua beralih ke alamat baru untuk alasan keamanan. Young Ju mengonfirmasi bahwa meski transfer semacam itu bisa terjadi saat pembaruan dompet, data transaksi dari tahun 2024 tidak menunjukkan perubahan signifikan yang mendukung teori tersebut. Ini semakin menguatkan keyakinan bahwa lonjakan ini disebabkan oleh masuknya institusi ke dalam pasar.
Dengan meningkatnya aktivitas whale, data dari perusahaan analitik blockchain, IntoTheBlock, menunjukkan bahwa 95% alamat Bitcoin kini berada dalam keadaan menguntungkan, mencerminkan momentum bullish yang kuat. Tingkat profitabilitas ini sering kali menjadi pertanda akan terjadinya breakout harga, meskipun juga bisa mengindikasikan pasar yang mulai kelebihan beban.
IntoTheBlock juga mencatat bahwa 3% pemegang kini berada di titik impas, sedangkan hanya 2% yang mengalami kerugian, dengan harga tetap di atas titik pembelian BTC mereka. Perusahaan tersebut mempertanyakan apakah keadaan pasar saat ini akan berujung pada keuntungan lebih lanjut atau justru menunjukkan potensi overextension.
Di tengah lonjakan aktivitas whale, seorang analis sedang menelaah pola harga historis Bitcoin untuk memprediksi pergerakan selanjutnya. Trader kripto dan analis pasar, Mags, baru-baru ini membagikan analisis yang menunjukkan bahwa kurs Bitcoin bisa melewati $200.000 jika pola masa lalu terkait dengan Relative Strength Index (RSI) dan halving Bitcoin terulang.
Setelah mencapai titik tertinggi sepanjang masa di $69.000 pasca halving 2020, harga Bitcoin mengalami koreksi yang signifikan pada 2022, terjun hingga sekitar $15.000. Setelah halving pada April 2024, harga Bitcoin menunjukkan pemulihan yang stabil, meskipun sempat mengalami konsolidasi dalam beberapa bulan terakhir.
Mags menjelaskan bahwa Bitcoin biasanya mencapai puncak siklus ketika RSI melewati 90, yang menandakan kondisi overbought. Dalam siklus sebelumnya, momen ini sering bertepatan dengan lonjakan harga setelah peristiwa halving. Saat ini, RSI Bitcoin berada di angka tengah 60-an, menunjukkan bahwa pasar belum mencapai puncaknya dalam siklus ini.