Indonesia
Jasa Distribusi Press Release
TechnologyCommerce / LifestyleFood / BeverageEducationReal Estate / Architecture
Garansi Publikasi di 100 Media Hanya Rp499k atau Uang Kembali.
Try it >>
press release

/ 82% Target Net Zero Tidak Terverifikasi saat Data Emisi Scope 3 Menjadi Isu Kritis dalam Strategi Iklim Korporasi

82% Target Net Zero Tidak Terverifikasi saat Data Emisi Scope 3 Menjadi Isu Kritis dalam Strategi Iklim Korporasi

KOLTIVA
Meskipun ambisi keberlanjutan korporasi semakin meningkat, sebagian besar target Net Zero belum diverifikasi. Di Asia-Pasifik, meski 53% perusahaan telah berkomitmen pada Net Zero, namun hanya 18% yang telah divalidasi oleh Science-Based Targets initiative (SBTi), menurut Laporan Iklim PwC 2025. Tanpa data Scope 3 yang kredibel, komitmen ini berisiko dianggap sebagai ‘greenwashing’. Di industri-industri kritis, emisi Scope 3 menyumbang lebih dari 90% total emisi. Ini mencakup dampak hulu dan hilir seperti deforestasi, penggunaan input pertanian, transportasi, dan pembuangan limbah. Namun sebagian besar perusahaan masih mengandalkan faktor emisi generik atau model berbasis pengeluaran, bukan mengumpulkan data spesifik dari pemasok dan lokasi. Ketergantungan pada data rata-rata ini menciptakan kesenjangan kredibilitas yang besar, merusak strategi iklim, dan mengekspos perusahaan pada risiko regulasi di bawah kerangka seperti EU Corporate Sustainability Reporting Directive (CSRD) dan ISO 14068. KOLTIVA menjawab kesenjangan ini dengan menggabungkan sistem keterlacakan digital canggih dengan verifikasi lapangan. Melalui platform KoltiTrace MIS, Land Use Tracker, dan pengintegrasian Cool Farm Tool, KOLTIVA menyediakan data emisi yang terverifikasi sampai pada level lahan untuk rantai pasok yang terfragmentasi. Hal ini memungkinkan perusahaan tidak hanya untuk mematuhi persyaratan SBTi FLAG tetapi juga melibatkan produsen dalam aksi iklim yang nyata.
preview
Deforestasi berkontribusi pada meningkatnya Gas Rumah Kaca
Deforestasi berkontribusi pada meningkatnya Gas Rumah Kaca

Studi PwC–NUS Business School (2025) mengungkapkan bahwa 53% perusahaan di Asia-Pasifik telah menetapkan target Net Zero, namun hanya 18% yang telah divalidasi secara independen oleh SBTi. Bahkan lebih sedikit perusahaan yang melaporkan emisi Scope 3, padahal emisi ini biasanya mencakup lebih dari 90% jejak iklim perusahaan. Kondisi ini menciptakan kesenjangan kepercayaan yang semakin lebar. Investor semakin skeptis terhadap “target di atas kertas” tanpa bukti kemajuan nyata, sementara konsumen menuntut pembuktian bahwa klaim keberlanjutan mencerminkan realitas, bukan sekadar aspirasi. Tanpa verifikasi yang transparan, komitmen tersebut berisiko dipersepsikan sebagai greenwashing. 

Mengapa Scope 3 Jadi Tantangan Terbesar 

Emisi Scope 1 dan 2 dari fasilitas perusahaan dan energi yang dibeli relatif mudah dihitung. Namun, tantangan terbesar justru ada pada Scope 3: emisi tidak langsung yang terjadi di seluruh rantai pasok. Ini mencakup deforestasi akibat pasokan bahan baku, penggunaan pupuk di pertanian, logistik dan transportasi, hingga pembuangan produk di akhir siklus hidupnya. 

Bagi banyak perusahaan, emisi Scope 3 bisa mencapai puluhan kali lipat dari gabungan Scope 1 dan 2 (Marketwatch, 2024). Meski demikian, sebagian besar perusahaan masih bergantung pada faktor emisi generik atau model berbasis pengeluaran. Hasilnya adalah data yang semakin dipertanyakan oleh regulator, investor, dan auditor. Ketergantungan pada angka rata-rata menyamarkan realitas rantai pasok, meningkatkan risiko terkena sanksi regulasi di bawah CSRD dan ISO 14068-1, serta membatasi akses terhadap pembiayaan iklim. 

“Banyak perusahaan menetapkan target Net Zero yang ambisius, tetapi tantangan sebenarnya adalah bagaimana membuktikannya,” kata Andre Mawardhi, Senior Manager Agriculture and Environment di KOLTIVA. “Scope 3 tidak bisa ditangani hanya dengan estimasi. Tanpa data di tingkat lahan yang kredibel, target berisiko dianggap sekadar aspirasi namun tanpa kemajuan yang terukur.” 

Fakta Lapangan: Mengapa Verifikasi Penting 

Para ahli menekankan bahwa pengukuran Scope 3 memerlukan pergeseran dari rata-rata generik ke data yang spesifik dan kontekstual. Perubahan tata guna lahan, aplikasi pupuk, dan logistik sangat bervariasi di berbagai wilayah. Model global tunggal tidak dapat menangkap perbedaan ini. Citra satelit dan alat digital telah maju, tetapi tanpa validasi lapangan, angka-angka tetap bisa diperdebatkan. KOLTIVA menugaskan agen lapangan dan agronomis lokal yang bekerja langsung dengan petani kecil untuk memastikan data mencerminkan kenyataan. 

“Menilai emisi bersama petani di lapangan memberi kami titik masuk untuk perubahan nyata,” tambah Andre. “Baik dengan menyesuaikan penggunaan pupuk, memperbaiki persiapan lahan, atau mengubah limbah tanaman menjadi biochar, langkah-langkah praktis ini menurunkan emisi sekaligus membangun kepercayaan. Produsen menjadi mitra iklim, bukan sekadar titik data.” 

Pendekatan ganda ini, yang menggabungkan keterlacakan digital dengan verifikasi di tingkat lapangan, memastikan pengungkapan data mampu bertahan dari pengawasan regulator dan investor sambil mendorong perbaikan nyata di rantai pasok. 

KOLTIVA telah mengembangkan jalur terstruktur yang mengubah ambisi iklim perusahaan menjadi aksi yang dapat diverifikasi. Pendekatan ini dimulai dengan kepatuhan dan dokumentasi terverifikasi, memetakan lahan hingga tingkat poligon untuk memastikan sumber tanpa deforestasi dan selaras dengan SBTi FLAG dan ISO 14068-1. Ini diperkuat dengan sistem keterlacakan digital KoltiTrace MIS, yang menangkap data emisi langsung dari lahan dan pemasok, bukan dari sampel terbatas. Sistem ini juga terintegrasi dengan Cool Farm Tool, kerangka kerja internasional untuk menghitung emisi gas rumah kaca di lahan, penyerapan karbon tanah, dan dampak keanekaragaman hayati. 

Untuk menjaga integritas rantai pasok, KOLTIVA memastikan pelaporan yang transparan dan penanganan terpisah, sehingga komoditas bebas deforestasi dan rendah karbon tetap dapat ditelusuri dari asal hingga pasar. Pada saat yang sama, perusahaan memberdayakan produsen dengan alat digital, pelatihan cerdas iklim, dan insentif berbasis kinerja, memungkinkan petani mengurangi emisi langsung di sumbernya. Dengan mengintegrasikan elemen-elemen ini, KOLTIVA menjembatani kesenjangan antara realitas lapangan dan pelaporan di tingkat manajemen. 

Proses verifikasi data emisi bersama petani
Proses verifikasi data emisi bersama petani

Kebutuhan dan Peluang Kepatuhan 

Tekanan semakin meningkat seiring dengan kebutuhan pelaporan dan praktik ramah lingkungan yang semakin dituntut. Regulasi seperti EU Corporate Sustainability Reporting Directive (CSRD) mewajibkan perusahaan besar untuk mengungkapkan emisi Scope 3 dalam laporan tahunan. Perusahaan yang gagal melakukan verifikasi Scope 3 menghadapi sanksi, kerusakan reputasi, dan dikeluarkan dari akses pembiayaan dan pasar. Sebaliknya, perusahaan yang bergerak lebih awal mendapatkan keunggulan pertama dalam pengadaan dan akses investasi terkait iklim. 

“Scope 3 adalah tempat aksi iklim benar-benar terjadi,” kata Manfred Borer, CEO dan Co-Founder KOLTIVA. “Tanpa transparansi rantai pasok, target iklim berisiko menjadi janji di atas kertas. Dengan menggabungkan teknologi dan keterlibatan lapangan, kami memastikan perusahaan tidak hanya menghitung tetapi juga mengurangi emisi mereka.” 

“Data Scope 3 yang terverifikasi bukan hanya tentang kepatuhan, tetapi juga keunggulan kompetitif,” tambah Manfred. “Perusahaan yang mampu membuktikan pengurangan nyata akan membuka akses pembiayaan iklim, memperkuat kepercayaan konsumen, dan mengamankan posisi mereka dalam ekonomi rendah karbon.” 

Dashboard Pengamatan Emisi Gas Rumah Kaca Milik KOLTIVA
Dashboard Pengamatan Emisi Gas Rumah Kaca Milik KOLTIVA

Seiring meningkatnya pengawasan atas komitmen iklim dari regulator, investor, dan konsumen, Scope 3 menjadi ujian nyata bagi klaim keberlanjutan korporasi. Data yang terverifikasi di tingkat lapangan menawarkan jalan untuk memulihkan kepercayaan dan membuktikan bahwa Net Zero lebih dari sekadar slogan. 

About KOLTIVA
KOLTIVA merupakan perusahaan global terkemuka dalam bidang pertanian berkelanjutan dan penelusuran rantai pasokan, menawarkan solusi teknologi yang berpusat pada manusia dan dukungan solusi di lapangan dengan melakukan digitalisasi bisnis pertanian dan membantu produsen kecil beralih ke praktik berkelanjutan yang dapat ditelusuri. Sebagai penyedia teknologi global, KOLTIVA membangun rantai pasokan yang etis, transparan, dan berkelanjutan, mendukung perusahaan memperkuat ketahanan dan transparansi bisnis. KOLTIVA membantu bisnis dan pemasok mereka mematuhi peraturan yang berlaku dan tuntutan konsumen di seluruh dunia melalui solusi ketertelusuran. Beroperasi di lebih dari 94 negara dan didukung oleh jaringan kantor dukungan pelanggan di 21 negara, KOLTIVA mendukung lebih dari 19.000 perusahaan dalam membangun rantai pasokan yang transparan dan kuat serta memberdayakan lebih dari 1.900.000 produsen untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. www.koltiva.com 
Contact
Daniel Prasetyo +628111671919 daniel.prasetyo@koltiva.com

Categories
Logistics / Warehouse / CargoEnvironment / SGDs / RecyclingAgriculture / Forestry / FisheriesGreen technology

Bagaimana kalau mencoba VRITIMES?
VRITIMES adalah platform distribusi press release yang digunakan oleh lebih dari 3000 perusahaan. Distribusi dapat dilakukan dengan Rp499k dan ada jaminan penayangan di 100 media. Silakan periksa informasi lebih lanjut tentang layanan ini di sini.
Lihat detail VRITIMES
Daftar Gratis
Other Press Release
Environment / SGDs / Recycling
Petakan 15 Ribu Lahan dan Verifikasi 4.500 Petani, G T Rubber Thailand dan KOLTIVA Pastikan Rantai Pasok Karet Bebas Deforestasi
KOLTIVA
Aug 12, 2025

Environment / SGDs / Recycling
Baru 12 % Perusahaan Hilir Gunakan Sistem Ketertelusuran, KOLTIVA Dorong Segregasi Inklusif Agar Petani Tidak Tersisih
KOLTIVA
Jul 21, 2025

Environment / SGDs / Recycling
REA Berdayakan Lebih dari 600 Petani Swadaya di Kalimantan Timur untuk Kepatuhan EUDR dan Sertifikasi RSPO dengan Dukungan Teknis dari KOLTIVA
KOLTIVA
Jul 14, 2025

Environment / SGDs / Recycling
KOLTIVA Tunjuk Joe Keen Poon sebagai Executive Chairman, Tandai Babak Baru Kepemimpinan Global dalam Rantai Pasok Berkelanjutan
KOLTIVA
Jul 01, 2025

Agriculture / Forestry / Fisheries
SOCFIN Bermitra dengan KOLTIVA untuk Tingkatkan Kepatuhan EUDR dan Dorong Praktik Rantai Pasok Berkelanjutan
KOLTIVA
May 05, 2025

Agriculture / Forestry / Fisheries
KOLTIVA Validasi Lebih dari 25.000 Petani Kopi di Amerika Selatan Secara Digital untuk Dorong Ketertelusuran dan Keberlanjutan di Sektor Kopi
KOLTIVA
Apr 16, 2025

KOLTIVA
URL
www.koltiva.com
Industry
Technology
Weekly Release Ranking
Sep 17, 2025 2025
7 Kampus Terbaik di Pontianak untuk Berbagai Bidang Studi
SATU UNIVERSITY
VRITIMES Video
vricrew bannervritimes na euvritimes jpFree consultationManual Ebook IndonesiaPR College