/ PT Sejahtera Bersama Nano Resmi Meluncurkan Token IDDB, Tokenisasi Obligasi Pertama di Indonesia Yang Tercatat di OJK Sandbox
PT Sejahtera Bersama Nano secara resmi meluncurkan inovasi produk tokenisasi obligasi pertama di Indonesia. ID Digital Bonds (IDDB) token merupakan proyek tokenisasi pertama di Indonesia yang melakukan adopsi tokenisasi pada aset keuangan dalam bentuk obligasi (bonds).
Dalam gelaran peluncuran ini yang mengusung tema “Where Wealth Meets Innovation” untuk menggambarkan bagaimana sebuah inovasi dari sebuah perkembangan teknologi digital bisa diadopsi dalam dunia investasi dan juga financial. Acara ini dihadiri oleh berbagai narasumber yang terlibat dalam proyek Real World Asset (RWA) pertama di Indonesia, diantaranya Gumarus Dharmawan William selaku CEO PT Sejahtera Bersama Nano, Billy Suryajaya selaku COO Nanovest, Furiyanto selaku Group Head dari Bank Sinarmas, dan Hanif Mantiq selaku Direktur Utama STAR Asset Management. Selain itu pemaparan mengenai proyeksi trend keuangan di 2025 juga di pandu oleh Muhammad Yusuf Musa selaku Government Relation and Market Research Nanovest.
IDDB ini merupakan hasil pengembangan dan kolaborasi bersama antara Nanovest sebagai Indonesia crypto exchange yang tercatat sebagai PFAK, PT Sejahtera Bersama Nano (SBN) selaku token issuer, STAR Asset Management selaku mitra manajer investasi dan Bank Sinarmas selaku kustodian yang melakukan penyimpanan aset keuangan obligasi.
Setelah resmi tercatat di OJK Sandbox pada tanggal 8 Oktober 2024, token IDDB juga telah meraih beberapa pencapaian, diantaranya telah bergabung lebih dari 100 pengguna yang mendaftarkan diri dalam proyek tokenisasi ini dengan total asset under management mencapai 79,315 USD atau senilai Rp1.295.351.895,- per Jan 2025.
Yang mana hal tersebut menjadi bukti nyata kepercayaan pelanggan dalam era aset keuangan digital yang semakin berkembang pesat di Indonesia.
Bank Indonesia (BI) mencatat telah terjadi keluarnya dana atau modal dari dalam negeri ke luar, baik secara langsung maupun tidak langsung (capital outflow) sebesar Rp 8,81 triliun sepanjang tanggal 16-19 Desember 2024. Aliran modal asing itu keluar melalui jual neto pasar saham senilai Rp 3,67 triliun. Sementara itu, aliran modal asing masuk melalui beli neto Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 4,43 triliun dan melalui SRBI (Sekuritas Bank Indonesia) sebesar Rp 0,71 triliun.
Berdasarkan informasi di atas, tingginya capital outflow tersebut membuat IDDB ini digagas dan dirancang dalam tujuan membantu dalam meningkatkan pembangunan negara. Pada tahap awal, PT Sejahtera Bersama Nano melakukan tokenisasi pada obligasi pemerintah dengan seri INDON 34 menggunakan mata uang USD (dolar Amerika Serikat). Melalui token IDDB, investor akan dapat mengakses obligasi dengan lebih mudah dikarenakan modal minimum yang dibutuhkan untuk membeli token IDDB akan jauh lebih kecil dibanding membeli obligasi dengan cara konvensional.
Hingga saat ini, pasar tokenisasi global telah menunjukkan angka pertumbuhan yang cukup besar yang berdampak besar pada ekonomi global. Menurut Research and Markets, Pasar tokenisasi telah tumbuh secara eksponensial dalam beberapa tahun terakhir. Ini akan tumbuh dari $2,8 miliar pada tahun 2023 menjadi $3,45 miliar pada tahun 2024 dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 23,2%. Dalam beberapa tahun ke depan, ini akan tumbuh menjadi $8,32 miliar pada tahun 2028 dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 24,6%. Saat ini, tokenisasi memiliki potensi yang sangat besar dan terus berkembang seiring dengan teknologi blockchain.
Saat ini, PT Sejahtera Bersama Nano melalui produknya, ID Digital Bonds (IDDB), telah resmi tercatat sebagai peserta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sandbox pertama di Indonesia untuk tokenisasi aset keuangan obligasi dengan nomor S-514/IK.01/2024. Para calon investor tentunya akan mendapatkan berbagai keuntungan menarik melalui token IDDB ini. Transaksi obligasi negara khususnya INDON 34 memiliki minimum nilai transaksi USD $200.000 atau sekitar Rp 3,2 milyar. Hal ini tentunya membuat instrumen ini sangat susah diakses oleh investor yang lebih luas. Token IDDB membawa inovasi dan membuka peluang bagi para investor dengan hanya memiliki minimum transaksi sebesar USD $100 atau sekitar Rp 1,6 juta rupiah. Melalui Token IDDB, para calon investor akan diberikan kesempatan untuk terlibat dengan aset keuangan berisiko rendah namun berkualitas tinggi dengan cara yang lebih mudah, lebih aman, minimum pembelian yang lebih kecil, serta lebih efisien daripada sebelumnya.
Gumarus Dharmawan William, CEO PT Sejahtera Bersama Nano mengatakan, “Setelah sebelumnya sempat diperkenalkan, saat ini kami dengan sangat bangga merilis secara resmi inovasi tokenisasi aset keuangan pertama di Indonesia. Melalui produk terbaru kami, ID Digital Bonds (IDDB), kami berkomitmen untuk terus memenuhi permintaan investor yang semakin berkembang dengan memberikan akses ke Real World Asset (RWA) token dengan underlying aset keuangan obligasi. Saat ini IDDB telah resmi tercatat sebagai peserta Sandbox OJK dan dengan ini kami berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan regulator untuk bersama-sama memajukan proyek tokenisasi RWA di Indonesia. Kami yakin IDDB dapat menghadirkan likuiditas, transparansi, dan aksesibilitas yang belum pernah terjadi sebelumnya di aset keuangan obligasi sehingga pada akhirnya dapat berkontribusi dalam membangun negeri dengan meningkatkan capital inflow positif ke Indonesia”, lanjut Gumarus Dharmawan William.
Billy Surya Jaya, Direktur Utama Nanovest menambahkan, “Nanovest sebagai crypto exchange dengan sangat bangga tentunya menjadi fasilitator transaksi token IDDB kepada konsumen publik, dalam peluncuran resmi produk terbaru dan pertama di Indonesia ini tentunya para calon investor semakin dimanjakan dengan berbagai pilihan portofolio yang menguntungkan".
Untuk saat ini, Token IDDB bisa dibeli para investor melalui website di https://iddb.nanovest.io/. Nanovest mempunyai misi untuk selalu memberikan kemudahan, keamanan, serta pengalaman yang menyenangkan bagi pelanggan di Indonesia saat berinvestasi. Tampilan aplikasi yang praktis dan simple juga mendorong khususnya generasi millenial dan Gen-Z untuk bisa mulai berinvestasi di berbagai aset yang tersedia.