/ Masjid Raya Baitul Khairat, Karya PTPP yang Mendapatkan 2 Rekor MURI dan Menjadi Simbol Kebanggaan dan Kebangkitan Sulawesi Tengah
Jakarta, 23 Oktober 2025 – PT PP (Persero) Tbk (“PTPP”), perusahaan konstruksi dan investasi nasional di bawah naungan Danantara Indonesia, kembali menorehkan prestasi membanggakan di dunia konstruksi nasional. PTPP berhasil meraih dua penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas keberhasilannya membangun Masjid Raya Baitul Khairaat, ikon baru kebanggaan masyarakat Sulawesi Tengah yang diakui sebagai masjid dengan kubah terbesar di Indonesia dan menara jam analog terbesar di Indonesia.
Rekor ini diraih berkat keberhasilan PTPP merancang dan membangun struktur kubah tunggal berdiameter 90 meter menggunakan sistem rangka baja lengkung tanpa pilar tengah, serta pemasangan jam analog berdiameter 19,3 meter, yang tercatat sebagai jam terbesar di Indonesia sekaligus kelima terbesar di dunia.
Keberhasilan tersebut menjadi bukti keunggulan PTPP dalam menggabungkan presisi teknik, inovasi desain arsitektur, dan manajemen proyek berskala kompleks di tengah tantangan geografis serta kondisi seismik wilayah Sulawesi Tengah.
Sertifikat rekor MURI diserahkan secara resmi di Kantor MURI, Jakarta, pada 15 Oktober 2025, dan diterima oleh Dr. Andi Ruly Djanggola, Kepala Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air Provinsi Sulawesi Tengah, mewakili Gubernur Sulawesi Tengah. Penghargaan diserahkan langsung oleh Yusuf Ngadri, Direktur Operasional MURI, sebagai bentuk pengakuan atas prestasi monumental hasil karya anak bangsa.
Proyek bernilai Rp376,65 miliar ini dikerjakan oleh PTPP sejak 23 Oktober 2023 hingga 15 November 2025, dan mencatat realisasi fisik 99,18%, melampaui target waktu dan mutu yang ditetapkan.
Karya Monumental Bernilai Spiritual
Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, menyampaikan bahwa keberhasilan ini menjadi bukti keunggulan PTPP dalam menghadirkan proyek berskala besar yang tidak hanya menonjol dari sisi teknis, tetapi juga memiliki nilai sosial dan spiritual yang tinggi.
“Pembangunan Masjid Raya Baitul Khairaat bukan sekadar proyek konstruksi, tetapi simbol kebangkitan dan kebaikan bagi masyarakat Sulawesi Tengah pascabencana 2018. Kami bangga menjadi bagian dari sejarah ini dan berterima kasih kepada pemerintah daerah atas kepercayaannya,” ujar Joko.
Masjid megah ini dibangun di atas filosofi nilai-nilai Islam yang mendalam: tinggi bangunan 30 meter melambangkan 30 juz Al-Qur’an, dua menara setinggi 66,66 meter merepresentasikan 6.666 ayat Al-Qur’an, dan 99 ornamen jendela menggambarkan Asmaul Husna.
Kubah utama berbentuk mutiara berdiameter 90 meter menjadi yang terbesar di Indonesia, sementara menara jam analog berdiameter 19,3 meter tercatat sebagai jam terbesar di Indonesia dan kelima terbesar di dunia, lengkap dengan sistem sinkronisasi waktu berbasis GPS dan pencahayaan iluminatif yang menambah keindahan masjid pada malam hari.
Simbol Kebanggaan dan Kebangkitan Sulawesi Tengah
Selain kemegahan arsitektur, Masjid Raya Baitul Khairaat memiliki nilai simbolik yang kuat sebagai pusat peradaban Islam modern di Sulawesi Tengah. Desain masjid ini dipilih melalui sayembara terbuka pada tahun 2021, dan dirancang untuk menjadi rumah ibadah sekaligus pusat kegiatan sosial, pendidikan, dan kemanusiaan bagi masyarakat.
Gubernur Sulawesi Tengah, Drs. Anwar Hafid, M.Si, menyampaikan apresiasi tinggi atas keberhasilan proyek ini.
“Masjid ini menjadi pusat peradaban Islam di Sulawesi Tengah dan pintu berkah bagi masyarakat. Kami berterima kasih kepada PTPP atas dedikasi dan profesionalisme yang menghasilkan karya monumental,” ujarnya.
Pembangunan masjid ini juga merupakan bentuk sinergi lintas kepemimpinan daerah, dimulai sejak inisiasi desain di masa Gubernur Longki Djanggola, dilanjutkan dengan groundbreaking oleh Gubernur Rusdy Mastura, hingga tahap penyelesaian dan pembentukan kelembagaan pengelolaan masjid oleh Gubernur Anwar Hafid.
Kontribusi Nyata PTPP untuk Bangsa
Melalui proyek ini, PTPP menegaskan perannya sebagai pionir pembangunan infrastruktur keagamaan nasional yang berstandar tinggi dan sarat nilai budaya. Keberhasilan ini juga menjadi bukti nyata kontribusi PTPP dalam mendukung program Asta Cita Pemerintah, khususnya dalam pilar pemerataan pembangunan, penguatan karakter keagamaan, dan pengembangan kebudayaan nasional.
“Rekor MURI ini bukan sekadar penghargaan, tetapi cerminan komitmen PTPP untuk terus melahirkan karya konstruksi yang berkelanjutan, inspiratif, dan berkontribusi terhadap pembangunan spiritual masyarakat,” tutup Joko.
Dengan capaian ini, PTPP kembali menegaskan eksistensinya sebagai perusahaan konstruksi nasional yang inovatif, berintegritas, dan berdampak bagi bangsa, menghadirkan karya monumental yang akan menjadi warisan kebanggaan Indonesia untuk generasi mendatang.
--SELESAI--