/ Spin Doctor dalam Praktek Siaran Pers Pro dan Kontra
Hubungan masyarakat (humas) yang baik merupakan aspek penting dalam menciptakan loyalitas pelanggan. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun citra dan hubungan yang baik dengan pelanggan lama dan calon pelanggan baru.
Ini jelas bukan pekerjaan yang mudah. Itulah mengapa seorang praktisi humas terkadang menjadi seorang spin doctor. Hingga saat ini, spin masih menjadi perdebatan di antara para praktisi.
Kamus Oxford mendefinisikan spin sebagai tindakan mencoba membuat seseorang percaya pada sebuah cerita panjang yang tidak benar. Jadi, spin itu sendiri adalah dengan sengaja memutarbalikkan fakta agar sesuatu tampak lebih baik daripada yang sebenarnya.
Oleh karena itu, seorang spin doctor adalah orang yang ahli dalam menciptakan propaganda, memobilisasi massa, dan mengendalikan publik maupun media.
Konsep spin doctor sudah ada sejak debat presiden Reagan-Mondale tahun 1984, ketika The New York Times menggunakan istilah ini untuk menggambarkan sekretaris pers para kandidat.
Istilah ini biasa digunakan dalam politik, terutama menjelang pemilihan umum. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian publik terhadap kandidat yang diwakili, menciptakan citra positif tentang mereka, dan pada akhirnya memilih mereka.
Akan dianggap kesuksesan besar jika spin doctor berhasil mengubah cara pandang masyarakat terhadap kandidat yang diwakili dan membuat mereka beralih ke kandidat tersebut.
Untuk menjadi spin doctor, seseorang harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang jurnalisme. Hal ini meliputi:
- Pengetahuan tentang media atau figur publik yang dapat memengaruhi audiens dengan kuat,
- Penelitian mendalam tentang kompetitor,
- Kemampuan untuk memanfaatkan kelemahan kompetitor untuk mengalahkan mereka,
- Membuat dan melaksanakan rencana B, C, dan seterusnya. jika rencana A tidak berhasil,
- Mengubah isu negatif (jika ada) menjadi isu positif.
Selain di dunia politik, spinning juga telah digunakan di dalam dunia bisnis. Sebagai contoh, greenwashing digunakan untuk membuat sebuah produk terlihat lebih ramah lingkungan daripada yang sebenarnya.
Selain itu, pewawancara dan orang yang diwawancarai juga dapat mempersiapkan naskah sebelum wawancara untuk menyampaikan pertanyaan dan jawaban yang "tepat". Tujuannya adalah untuk menciptakan citra yang baik, sehingga publik akan berpikir, merasa, dan memutuskan seperti yang mereka inginkan.
Biografi pelopor Humas, Edward Bernays pada tahun 2002 memiliki judul "The Father of Spin: Edward L. Bernays and the Birth of Public Relations.” Tak heran jika banyak orang yang berpikir bahwa spin adalah sebuah alternatif dalam praktik PR.
Karena spinning bertujuan untuk membujuk orang, maka spinning dianggap sebagai praktik humas. Ini adalah cara yang efektif untuk menciptakan kesadaran dan meningkatkan reputasi selama krisis.
Namun, seiring berjalannya waktu, kegiatan ini semakin berkonotasi negatif karena cenderung menyesatkan orang dan mengalihkan perhatian mereka dari kebenaran. Untuk mencapai tujuan mereka, spin doctor dapat menggunakan trik manipulatif untuk menciptakan kesadaran atau bahkan menciptakan hoax.
Hal ini tidak sesuai dengan definisi Public Relations Society of America (PRSA) tentang humas, yaitu: "Proses komunikasi strategis yang membangun hubungan menguntungkan antara organisasi dan publik.” Karena spinning menyesatkan publik, maka hal ini akan menyakiti publik ketika mereka mengetahui kebenarannya.
Humas itu sendiri adalah tentang membujuk dan mempengaruhi publik untuk mencapai tujuan. Hal ini termasuk meningkatkan kesadaran, membangun hubungan dengan para pemangku kepentingan, dan meningkatkan reputasi.
Namun, menurut PRSA, praktik hubungan masyarakat harus dilakukan dengan kode etik sebagai berikut:
- Advokasi: melayani dan bertindak sebagai advokat yang bertanggung jawab bagi mereka yang diwakili.
- Kejujuran: mengomunikasikan fakta yang akurat.
- Keahlian: memperoleh dan menggunakan pengetahuan dan pengalaman secara bertanggung jawab.
- Kemandirian: memberikan saran yang objektif.
- Loyalitas: setia kepada pihak yang diwakili.
- Keadilan: berhubungan secara adil dengan semua pemangku kepentingan (klien, publik, karyawan, vendor, dan kompetitor).
Praktik spin doctor memenuhi kode etik advokasi, kompetensi, dan loyalitas. Namun tidak sesuai dengan kode etik lainnya, karena spin doctor menggunakan trik manipulatif untuk mengendalikan publik dan membuat mereka bingung, sehingga bersedia melakukan apa yang spin doctor inginkan.
Seorang spin doctor adalah orang yang ahli dalam memutarbalikkan fakta agar terlihat lebih baik dari kenyataannya. Tujuannya adalah untuk menciptakan persepsi publik yang baik terhadap pihak yang diwakilinya.
Meskipun spinning telah dianggap sebagai alternatif dalam praktik humas, tetapi spinning tidak sesuai dengan kode etik PR. Praktik ini mungkin terlihat efektif untuk tujuan jangka pendek, tetapi akan merusak tujuan jangka panjang saat sudah merusak kepercayaan.
Humas adalah penyeimbang dari pemintalan. Praktisi humas yang baik akan secara jujur mengomunikasikan informasi yang akurat dan tidak menyimpang serta tidak bertujuan untuk memenuhi agenda tersembunyi. Jadi, memutarbalikkan fakta (spinning) bukanlah metode yang dapat diterima dalam praktik humas.