Indonesia
Jasa Distribusi Press Release
TechnologyCommerce / LifestyleFood / BeverageEducationReal Estate / Architecture
Garansi Publikasi di 100 Media Hanya Rp499k atau Uang Kembali.
Try it >>
press release

/ Alzheimer Indonesia Luncurkan Kampanye Bulan Alzheimer Sedunia, Ajak Semua Orang untuk #KenaliDemensia #KenaliAlzheimer

Alzheimer Indonesia Luncurkan Kampanye Bulan Alzheimer Sedunia, Ajak Semua Orang untuk #KenaliDemensia #KenaliAlzheimer

Alzheimer Indonesia
Alzheimer Indonesia dan Alzheimer's Disease International meluncurkan kampanye kesadaran global selama Bulan Alzheimer Sedunia untuk menjangkau 80% masyarakat umum dan 65% tenaga kesehatan untuk menjelaskan bahwa Demensia Alzheimer bukan bagian normal dari penuaan. Rehabilitasi merupakan komponen utama dari perawatan demensia: World’s Alz Report 2025.
preview

Demensia: Setelah Diagnosa, Lalu Apa?

Jakarta, 17 September 2025 - Alzheimer Indonesia (ALZI) melaksanakan lebih dari 70 kegiatan di berbagai kota di Indonesia dan luar negeri sejak awal bulan September 2025. Dalam acara diskusi dalam rangka Bulan Alzheimer Sedunia: Demensia – Setelah Diagnosa Lalu Apa? ALZI mengundang Orang Dengan Demensia (ODD) William Buntoro, Rektor Unika Atma Jaya dan Neurologist Prof. Dr. dr. Yuda Turana Sp.N, Regional Director Asia Pacific Alzheimer’s Disease International DY Suharya, Direktur Eksekutif ALZI Asmara Pusparani, dan Terapis Musik Profesional Prof. Monique van-Bruggen dan Tassya Tanzil untuk membahas apa yang dapat dilakukan keluarga dan ODD pasca diagnosa. Acara diskusi yang diadakan pada Rabu, 17 September 2025 ini juga turut mengundang  ODD dan caregivers lainnya, terapis musik dari Belanda dan Indonesia, rekan-rekan media, serta semua mitra ALZI seperti Kementerian Kesehatan RI, BCA, Prodia, L’Oreal, Rukun Senior Living, Danone, Hokben serta Universitas Katolik Atma Jaya yang senantiasa memberikan dukungan penuh atas terselenggaranya acara pada hari ini. Kegiatan ini penting mengingat populasi Orang Dengan Demensia di Indonesia diproyeksikan dapat mencapai 4 juta orang pada tahun 2050.

Di saat yang sama, Alzheimer’s Disease Internasional, sebuah federasi lebih dari 100 asosiasi Alzheimer di dunia dengan ALZI sebagai perwakilan dari Indonesia, meluncurkan World’s Alzheimer Report 2025 mengenai pentingnya program rehabilitasi kognitif yang berperan besar dalam perawatan pendampingan ODD. Program rehabilitasi membantu siapapun untuk tetap berfungsi dalam kehidupannya sehari-hari dan senantiasa menciptakan kesempatan lansia dan ODD untuk mandiri dan berpartisipasi dalam kehidupan yang bermakna.

Survei ADI mengenai demensia menunjukkan bahwa empat dari lima orang dan dua pertiga tenaga kesehatan masih keliru meyakini bahwa demensia adalah bagian alami dari penuaan. Kesalahpahaman tersebut, ditambah dengan stigma dan ketidakpedulian, menunda diagnosis, menghalangi akses terhadap perawatan dan dukungan, serta membuat jutaan keluarga berjuang sendirian.

Asmara Pusparani, Direktur Eksekutif Alzheimer Indonesia mengapresiasi semua pihak yang berkontribusi untuk menciptakan Indonesia Ramah Demensia dan Lansia, di mana ALZI melalui berbagai programnya sangat mendukung pentingnya ODD dan caregivers untuk senantiasa berkarya dan berpartisipasi. Dalam hal rehabilitasi, program ALZI kegiatan bermakna dalam Navigasi Perawatan ALZI (NARAZI), ALZI Academy and Healthy Aging Centre menjadi wadah untuk ODD agar senantiasa berpartisipasi.

Sepanjang bulan September, ALZI bergabung dalam gerakan kesadaran global di Indonesia dengan tagar #KenaliDemensia dan #KenaliAlzheimer yang mendorong orang untuk berbicara lebih terbuka, mencari nasihat medis lebih awal, dan mempelajari fakta tentang demensia.

Bukan Bagian dari Penuaan Normal

Meskipun Demensia Alzheimer belum ada obatnya, penelitian menunjukkan bahwa hingga 45% kasus dapat ditunda atau dicegah dengan mengatasi faktor risiko seperti merokok, tekanan darah tinggi, kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang buruk, dan isolasi sosial[1]. Alat diagnostik dan perawatan baru juga bermunculan yang dapat memperlambat perkembangan jika terdeteksi dini.

Diagnosis yang tepat waktu juga menjadi kunci tanda-tanda gejala demensia. Menyadari 10 gejala, [2]termasuk kehilangan ingatan, kesulitan melakukan tugas-tugas yang biasa dilakukan, masalah bahasa, dll., dapat mendorong seseorang untuk berkonsultasi  dengan dokter, anggota keluarga atau teman tepercaya, atau bahkan menghubungi saluran bantuan ALZICare di 0811 822 594.

Disamping perawatan medis, dukungan paska diagnosa seperti rehabilitasi, aktivitas sosial, dan waktu rehat bagi caregiver, dapat membantu ODD untuk tetap mandiri dan menjaga kualitas hidup.

Contoh Perubahan

Demensia seringkali menjadi kondisi yang ditakuti. Meruntuhkan kesalahpahaman ini adalah kunci untuk menjadikan masyarakat lebih inklusif bagi ODD dan caregiver-nya.

Dr. Endang Maria Sumiwi, Dirjen Kesehatan Primer dan Komunitas dari Kementerian Kesehatan RI menegaskan pentingnya pencegahan demensia melalui Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis yang telah berjalan sejak 10 Februari 2025. Program ini mencakup 19 jenis pemeriksaan, termasuk skrining geriatri dengan instrumen SKILAS untuk menilai kapasitas intrinsik dan ADL untuk mengukur kemandirian lansia. Dari lebih dari 3 juta lansia yang diperiksa, lima masalah kesehatan terbesar yang ditemukan adalah kurang aktivitas fisik, karies gigi, hipertensi, obesitas sentral, dan gangguan kognitif. Sebagian besar kondisi tersebut merupakan faktor risiko demensia yang apabila ditangani dapat mencegah atau memperlambat terjadinya Alzheimer hingga 45%. Lansia dengan temuan ini ditindaklanjuti melalui layanan Puskesmas dan jejaringnya untuk diagnosis, edukasi, aktivitas kelompok sebaya, serta tata laksana yang diperlukan.

Pesan untuk Semua Orang

Di Bulan Alzheimer Sedunia ini, ALZI dan ADI mengajak individu, komunitas, tenaga kesehatan profesional, semua mitra dan pemerintah untuk berkontribusi . Kesalahpahaman dan stigma masih menjadi hambatan terbesar dalam diagnosis, pengobatan, dan perawatan yang tepat waktu. Dengan mengajukan pertanyaan yang tepat, mendengarkan pengalaman langsung, dan berbagi informasi yang akurat, kita semua dapat berperan dalam menciptakan masyarakat yang lebih suportif dan inklusif terhadap demensia.

Tentunya dukungan tersebut juga perlu diteruskan paska diagnosa, termasuk dengan mendorong berbagai terapi dan kegiatan yang mendorong kegiatan aktif orang dengan demensia. Dalam kesempatan ini, Prof Monique dan Tassya juga berbagi mengenai program musik terapi Melody Memory yang merupakan salah satu bagian dari rehabilitasi kognitif bagi ODD yang terlaksana dan memberikan dampak positif untuk Orang Dengan Demensia dan keluarganya yang ada di Belanda, Bali dan Lombok.

#KenaliDemensia #KenaliAlzheimer

Facebook Alzheimer Indonesia

Instagram @alzi_indonesia

http://www.alzi.or.id

[1]14 faktor risiko demensia. Alzheimer's Disease International https://www.alzint.org/resource/dementia-risk-factors-infographic/

[2] 10 Tanda Peringatan Demensia. Alzheimer's Disease International https://www.alzint.org/resource/warning-signs-of-dementia-infographic/


Categories
Fitness / HealthcareMedical / Hospital

Bagaimana kalau mencoba VRITIMES?
VRITIMES adalah platform distribusi press release yang digunakan oleh lebih dari 3000 perusahaan. Distribusi dapat dilakukan dengan Rp499k dan ada jaminan penayangan di 100 media. Silakan periksa informasi lebih lanjut tentang layanan ini di sini.
Lihat detail VRITIMES
Daftar Gratis
Alzheimer Indonesia
URL
Industry
Technology
Weekly Release Ranking
Sep 17, 2025 2025
7 Kampus Terbaik di Pontianak untuk Berbagai Bidang Studi
SATU UNIVERSITY
VRITIMES Video
vricrew bannervritimes na euvritimes jpFree consultationManual Ebook IndonesiaPR College