/ Menjawab Tantangan Operasional Logistik Indonesia
Sektor logistik nasional hingga kini masih dihadapkan pada sejumlah persoalan mendasar, seperti biaya logistik yang tinggi akibat inefisiensi di pelabuhan, biaya truking yang besar, dan kerumitan birokrasi. Selain itu, ketimpangan infrastruktur antara wilayah Jawa dan luar Jawa turut memperlemah konektivitas nasional.
Kompleksitas regulasi dan birokrasi juga menjadi sorotan utama, dengan tingkat dwelling time yang masih tinggi serta tumpang tindih perizinan antara kebijakan pusat dan daerah. Kondisi ini kerap menimbulkan hambatan administratif dan memperlambat arus logistik, sehingga menekan efisiensi operasional secara keseluruhan. Di sisi lain, peningkatan kompetensi SDM logistik menjadi kebutuhan mendesak agar industri mampu beradaptasi dengan standar global dan dinamika perdagangan internasional.
Pada sambutan pembukaan acara ALFI Convex 2025, Chairman Asosiasi Logistik & Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA), Akbar Djohan menyatakan bahwa logistik adalah urat nadi pembangunan ekonomi nasional.
“Ketika logistik berjalan efisien, industri bergerak, perdagangan tumbuh, ekspor meningkat, dan ekonomi nasional berputar. Sebaliknya, bila logistik tersendat, maka seluruh rantai produksi ikut terhenti. Karena itu, transformasi logistik bukan hanya persoalan teknis, ini adalah agenda strategis bangsa dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045,” tegas Akbar Djohan yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sekaligus Chairman Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA).
Penguatan Peran Strategis di Sektor Logistik
Krakatau Bandar Samudera (PT KBS), perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan logistik dan kepelabuhanan turut berpartisipasi dalam ALFI Convex 2025 sebagai komitmen untuk memperkuat peran strategis di sektor logistik . Adapun PT KBA merupakan anak usaha dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk,
Kehadiran KBS dalam ALFI Convex 2025, sebuah ajang tahunan yang digagas oleh Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), menjadi bagian dari forum strategis yang mempertemukan pelaku industri logistik, operator pelabuhan, penyedia jasa transportasi, serta pemangku kebijakan. Acara ini berfungsi sebagai wadah kolaborasi dan pertukaran gagasan untuk merumuskan langkah-langkah konkret dalam mengatasi tantangan operasional dan memperkuat sistem logistik nasional yang berdaya saing global. KBS menegaskan perannya sebagai mitra strategis dalam upaya kolektif memperkuat pondasi logistik nasional. Perusahaan terus mendorong efisiensi operasional pelabuhan, penguatan infrastruktur pendukung, dan transformasi digital untuk menciptakan sistem logistik yang lebih cepat, transparan, dan adaptif terhadap kebutuhan industri.
Selalin itu KBS yang berperan aktif sebagai pengelola kawasan pelabuhan dan penyedia layanan logistik terintegrasi di Cilegon, juga berperan penting dalam memastikan kelancaran arus barang dan memperkuat konektivitas antarwilayah. Melalui inovasi berkelanjutan dan pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) yang kompeten, KBS berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi dalam menciptakan rantai pasok nasional yang tangguh dan efisien.
Adapun dalam mendukung penerapan kebijakan Over Dimension Over Loading (ODOL), PT KBS saat ini mengoperasikan layanan kapal Ro-Ro dan kontainer sebagai solusi transportasi yang efisien dan berkelanjutan. Pelayanan kapal Ro-Ro dan kontainer ini menjadi produk unggulan PT KBS, yang berperan penting dalam mendukung pengembangan industry connectivity dan menghubungkan kawasan ekonomi serta bisnis antara Lampung dan Banten. Melalui konektivitas tersebut, KBS berkomitmen untuk mendorong peningkatan layanan rantai pasok (supply chain services) bagi berbagai sektor industri di kedua wilayah, sehingga tercipta efisiensi logistik dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Sejalan dengan hal tersebut, Akbar Djohan pun memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Agus Harimurti Yudhoyono atas arah kebijakan yang visioner, termasuk dalam inisiatif Zero ODOL (Over Dimension Over Load). “Kebijakan ini bukanlah pembatasan, melainkan langkah menuju keselamatan, efisiensi biaya, dan keberlanjutan infrastruktur nasional,” tambah Akbar Djohan pada sambutannya. Diketahui, hal Ini merupakan implementasi perdana multimoda logistik terpadu di Indonesia, dengan ALFI berdiri di garda depan pelaksanaannya. Akbar pun melanjutkan, “Kami juga menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang terus mendorong penguatan National Logistic Ecosystem (NLE), sebuah inisiatif besar untuk menurunkan biaya logistik nasional dan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.”
Selaras dengan semangat diatas yaitu “Berantas Inefisiensi, Wujudkan Logistik yang Lincah,” KBS terus memperkuat perannya dalam mendorong efisiensi, mengatasi hambatan operasional, dan menghadirkan sistem logistik yang adaptif terhadap kebutuhan industri. Dengan langkah berkelanjutan dan kolaboratif, perusahaan optimistis mampu berkontribusi nyata dalam memperkuat posisi Indonesia di kancah logistik global.