/ Krakatau Steel Perkuat Posisi Dengan Kembangkan Potensi Kerja Sama Strategis
“Di pertengahan Juli 2025 nanti pun Krakatau Steel melalui PT Krakatau Baja Industri dan PT Tata Metal Lestari kembali melakukan ekspor sebesar 10.000 ton ke Amerika Serikat. Dengan manajemen Krakatau Steel yang terus berbenah dan konsisten melakukan transformasi maupun restrukturisasi, Krakatau Steel mampu melewati berbagai tantangan, bahkan di tengah upaya tersebut, Krakatau Steel tetap mendapatkan kepercayaan penuh dari para pemangku kepentingan. Hal ini terlihat dari meningkatnya harga saham Krakatau Steel, yang tidak hanya menjadi catatan finansial semata, tetapi lebih jauh mencerminkan tumbuhnya trust publik dan investor terhadap Krakatau Steel,” jelas Direktur Utama Krakatau Steel Akbar Djohan.
Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan dalam keterangan terpisah menyampaikan bahwa kenaikan ini bersifat individu tanpa ada kontribusi sentimen sektoral dan sentiment pasar. Lonjakan harga saham KRAS dalam beberapa pekan juga menunjukan bahwa pasar sangat responsif terhadap aksi pertumbuhan anorganik, seperti menggandeng Delong Steel dalam investasi strategis di sektor baja dan potensi kerja sama strategis lainnya. Skala nilai kerja sama yang signifikan tentu akan memberikan dampak yang signifikan, selain kepercayaan dari produsen global kepada KRAS. Begitu juga dengan kepemilikan oleh PT Danantara Asset Management (Danantara), memberikan harapan besar untuk percepatan penyelesaiaan restrukturisasi yang ada di Perseroan.
Lebih lanjut Akbar menyampaikan bahwa setelah seluruh BUMN setelah bergabung bersama Danantara, banyak terjadi perubahan signifikan, terutama diantaranya terkait leverage investasi untuk nilai tambah perusahaan ke depan.
“Birokrasi yang lebih cepat diharapkan terjadi setelah Krakatau Steel berada di bawah Danantara. Kami juga akan terus berupaya melakukan pengembangan dan perbaikan setelah diterimanya dukungan dana dari Danantara,” tambah Akbar.
Akbar menyatakan bahwa industri baja harus bisa melakukan procurement yang efisien. Setelah reaktivasi pabrik Hot Strip Mill 1, Krakatau Steel diharapkan terus secara optimal menghasilkan produk baja berkualitas. Sudah saatnya Krakatau Steel menjadi payung bagi industri baja di Indonesia, proyek-proyek strategis diharapkan dapat secara optimal menyerap produk baja domestik sehingga perekonomian Indonesia kuat, industri nasional meningkat seiring dengan meningkatkan kebutuhan baja dalam negeri.
“Dengan penataan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, kami yakin industri baja nasional dapat lebih tangguh menghadapi gejolak ekonomi global, mari rapatkan barisan, jangan malu untuk perketat proteksi, safeguard, antidumping, maupun kebijakan yang berpihak pada pengembangan industri baja nasional,” tegas Akbar.
Menutup pernyataannya Akbar menyebutkan bahwa Krakatau Steel hingga saat ini sudah melakukan transformasi yang masif, restrukturisasi yang saat ini dilanjutkan bersama Danantara, melakukan perbaikan kinerja di mana target ke depan Krakatau Steel dapat mengoptimalkan produksi hingga 3 juta ton per tahun.
“Ada banyak potensi yang dapat kita gali, mulai dari sektor konstruksi, manufaktur, ketahanan energi, ketahanan pangan dan pertahanan keamanan. Krakatau Steel mendukung One ASEAN First, di mana secara geografis, negara ASEAN pun memiliki potensi yang besar untuk bisa menjadi pemimpin industri baja global dan akan terus kami kembangkan pasar ASEAN termasuk terutama pengembangan industri baja Indonesia ke depan. Dengan semua skema yang dilakukan secara maksimal, kami yakin akan berdampak signifikan bagi kemajuan dan peningkatan kinerja Krakatau Steel ke depan,” pungkas Akbar.