/ Bagaimana Menentukan Budget yang Realistis untuk Mobil Baru?
Keinginan membeli mobil baru sering muncul di fase hidup tertentu. Ada yang karena kebutuhan keluarga bertambah, ada yang ingin kendaraan lebih aman dan nyaman, ada juga yang sekadar ingin mengganti mobil lama yang mulai sering rewel.
Namun, sebelum masuk ke showroom, satu pertanyaan penting perlu kamu jawab lebih dulu. Berapa budget yang benar benar realistis untuk mobil baru?
Budget mobil bukan cuma soal harga di brosur. Ada banyak komponen lain yang ikut bermain dan sering kali luput dari perhitungan awal. Di sinilah banyak orang merasa cicilan terasa ringan di awal, tapi berat di tengah jalan. Lebih lanjut, simak beberapa hal berikut ini.
Langkah pertama menentukan budget mobil adalah melihat kondisi keuangan secara jujur. Dari sini, kamu bisa melihat ruang kosong yang benar benar tersedia. Mobil idealnya tidak menggerus stabilitas keuangan.
Banyak perencana keuangan menyarankan agar total biaya kendaraan tidak lebih dari 20% hingga 30% dari penghasilan bulanan. Angka ini sudah termasuk cicilan, bensin, asuransi, dan perawatan.
Kalau cicilan saja sudah mendekati angka tersebut, itu tanda kamu perlu menurunkan kelas mobil atau memperbesar uang muka.
Cicilan hanyalah satu bagian kecil dari total biaya kepemilikan. Ada biaya asuransi tahunan, pajak kendaraan, servis rutin, hingga biaya tak terduga seperti ban atau aki. Mobil yang lebih mahal biasanya datang dengan biaya perawatan yang juga lebih tinggi.
Karena itu, menentukan budget mobil perlu melihat biaya hidup bersama mobil tersebut, bukan hanya harga belinya. Banyak orang merasa aman karena cicilan masih bisa dibayar, tapi lupa bahwa biaya lain terus berjalan setiap bulan dan tahun.
Setelah tahu batas kemampuan bulanan, kamu bisa mundur ke belakang untuk menentukan harga mobil yang realistis. Misalnya kamu merasa nyaman mengalokasikan Rp4 juta per bulan untuk semua biaya kendaraan. Dari angka itu, mungkin cicilan idealnya ada di kisaran Rp2,5 juta sampai Rp3 juta.
Uang muka sering dianggap beban awal yang berat. Padahal, DP justru berfungsi sebagai penyeimbang keuangan jangka panjang. Semakin besar DP, semakin ringan cicilan dan bunga yang harus kamu bayar.
Menyiapkan DP juga menjadi semacam tes kesiapan. Kalau kamu belum sanggup menabung untuk DP yang cukup, mungkin waktunya memang belum tepat untuk membeli mobil baru. Banyak orang merasa lebih tenang saat cicilan rendah dan ruang keuangan tetap longgar.
Dalam menentukan budget, selalu sisakan ruang untuk hal tak terduga. Bisa saja ada kebutuhan keluarga mendadak, biaya kesehatan, atau perubahan penghasilan. Mobil yang terlalu menguras budget membuat kamu rentan saat kondisi ini datang.
Budget yang realistis memberimu ruang bernapas. Kamu tetap bisa menikmati mobil baru sambil menjaga keuangan tetap sehat dan adaptif.
Kalau kamu sudah punya gambaran budget namun belum cukup. Pinjaman online untuk kendaraan bisa bantu kamu mendapatkan mobil sesuai kebutuhan. Jika mobil merupakan alat penting dalam kehidupan, tentunya tidak dapat ditunda.
Pilih tenor yang seimbang, cicilan yang sesuai kemampuan, dan pastikan total kewajiban tetap berada dalam batas aman.
Pertimbangkan opsi pinjaman darurat untuk mobil baru di neobank dari Bank Neo Commerce. Neo Pinjam di neobank mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:
- Limit pinjaman hingga Rp100.000.000
- Pinjaman online dengan pilihan tenor beragam minimal 3 bulan – maksimal 24 bulan
- Bunga mulai dari 0,06% flat per hari (setara dengan maksimum APR 21,9% per tahun)
- Tidak ada biaya tersembunyi atau penalti pelunasan lebih awal
Ditambah, pinjaman online untuk kebutuhan darurat ini juga bebas biaya admin saat pencairan. Meskipun mudah dan cepat, pengajuan kamu tetap melalui evaluasi kelayakan untuk menjaga keamanan pengguna dan mencegah risiko kredit bermasalah.
Download neobank di PlayStore atau App Store dan ajukan Neo Pinjam sekarang. Kunjungi link Neo Pinjam untuk tahu info lengkap serta syarat & ketentuan mengenai Neo Pinjam.
***
PT Bank Neo Commerce Tbk berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia (BI), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).