Indonesia
Jasa Distribusi Press Release
TechnologyCommerce / LifestyleFood / BeverageEducationReal Estate / Architecture
Garansi Publikasi di 100 Media Hanya Rp499k atau Uang Kembali.
Try it >>
press release

/ Iklan "Negatif", Bisa Jadi Penjualan Positif? Ini Namanya Strategi Anti-Marketing

Iklan "Negatif", Bisa Jadi Penjualan Positif? Ini Namanya Strategi Anti-Marketing

PT Sribu Digital Kreatif
preview

Saat hampir semua brand berlomba-lomba menampilkan kesempurnaan—dengan janji manis, klaim bombastis, hingga jargon “terbaik” atau “nomor satu di kelasnya”—ada sebuah strategi yang justru memilih jalan sebaliknya: anti-marketing.

Strategi ini tidak tampil dengan "baju glamor".

Ia diwujudkan dengan gaya bicara yang blak-blakan, sarkastik, bahkan kadang menyindir dirinya sendiri.

Alih-alih menyembunyikan kekurangan, anti-marketing justru mengangkatnya sebagai kekuatan.

Dan anehnya, strategi ini cukup ampuh.

Apa Itu Anti-Marketing Strategy?

Foto ilustrasi dari Pexels
Foto ilustrasi dari Pexels

Strategi anti-marketing adalah sebuah metode komunikasi yang secara sengaja menolak cara konvensional dalam dunia iklan.

Ia berbicara apa adanya, jujur, dan bahkan kadang terdengar “mengejek” diri mereka sendiri.

Pendekatan ini bertujuan untuk membangun sebuah koneksi yang lebih "manusiawi" dengan audiens—terutama mereka yang sudah jenuh dengan konten iklan yang saat ini bersebaran di mana-mana.

Menurut riset dari Label Insight, 94% konsumen akan lebih loyal terhadap brand yang transparan dalam menyampaikan pesannya.

Ini menunjukkan bahwa di tengah persaingan iklan yang penuh klaim berlebihan, kejujuran justru bisa jadi nilai jual utama.

Kenapa Strategi “Negatif” Bisa Efektif?

Coba bayangkan kamu sedang scrolling media sosial.

Semua brand beriklan dengan menawarkan diskon, bonus, atau testimoni pelanggan yang katanya puas 100%.

Lalu, muncul satu konten yang berkata, “Kami tahu produk kami belum sempurna, tapi kami terus belajar.”

Tanpa sadar, kamu dibuat berhenti scrolling.

Kalimat ini terasa… jujur.

Strategi anti-marketing seperti ini memicu rasa ingin tahu, bahkan bisa menimbulkan simpati.

Karena konten yang berani tampil apa adanya akan terasa lebih relatable dan “manusiawi.”

Faktanya, 90% konsumen (riset Stackla) lebih percaya kepada brand yang jujur daripada yang selalu mencoba terlihat hebat.

Apalagi di media sosial seperti TikTok atau X (Twitter), konten yang bernuansa ironi atau satir cenderung bisa mendapatkan engagement lebih tinggi.

Contoh Nyata Brand yang Sukses dengan Anti-Marketing

Beberapa brand besar sudah berhasil membuktikan efektivitas strategi ini, di antaranya:

1. Oatly

  Salah satu contoh iklan Oatly
  Salah satu contoh iklan Oatly

Brand susu oat asal Swedia ini mengusung slogan seperti “It’s like milk, but made for humans.”

Nada sarkastik dan tidak bertele-tele ini menjadi ciri khas brand mereka.

Alih-alih menjual kesempurnaan, mereka menonjolkan keunikan.

Dan itu berhasil.

2. Axe

  Contoh konten iklan Axe Indonesia
  Contoh konten iklan Axe Indonesia

Axe sempat meluncurkan kampanye yang mengakui produknya tidak cocok untuk semua pria.

Dengan menyisipkan humor dan nada rendah hati ini, mereka sukses mengajak target market-nya bercermin—tanpa merasa ditertawakan.

3. Avis Car Rental

  Slogan legendaris Avis Car Rental
  Slogan legendaris Avis Car Rental

Dengan slogan legendaris mereka,  “We’re number 2. We try harder,” Avis sukses meraih simpati publik.

Mereka tidak menutupi atau bahkan malu menempati posisi kedua di industri, tapi justru memanfaatkannya untuk menampilkan semangat pantang menyerah.

Risiko di Balik Strategi yang “Berani”

Foto ilustrasi dari Pexels
Foto ilustrasi dari Pexels

Walaupun terdengar menjanjikan, bukan berarti strategi anti-marketing akan cocok untuk bisnis apa saja.

Strategi ini menuntut pemahaman konteks yang sangat dalam. Salah menyampaikan ironi justru bisa membuat pesanmu tampak sinis atau malah merusak citra brand.

Kalau brand belum punya kepercayaan pasar yang kuat, gaya blak-blakan ini justru bisa terlihat seperti keputusasaan.

Terlebih lagi jika nada komunikasimu tidak konsisten di semua saluran—misalnya kampanye di media sosial sangat santai, tapi konten website terlalu formal.

Oleh karena itu, strategi ini bukan sekadar “gaya bicara sesaat”, tapi bagian dari filosofi komunikasi brand secara menyeluruh.

Kalau kamu ingin menerapkan strategi ini tapi belum punya tim kreatif internal, kerja saja dengan freelancer berpengalaman di Sribu.

Mulai dari kebutuhan copywriter, hingga content strategist, kamu akan bisa menemukan bantuan profesional untuk merancang pesan anti-marketing yang berani, cerdas, tapi tetap aman.

Siapa yang Cocok Menggunakan Anti-Marketing?

Jika bisnismu memenuhi beberapa kriteria di bawah, strategi ini mungkin bisa jadi sebuah senjata ampuh:

1. Audiens kritis dan skeptis: Cocok untuk generasi Z dan milenial yang sudah terlalu sering melihat iklan dan cenderung “kebal” terhadap konten promosi.

2. Brand sudah punya identitas: Kalau brand kamu masih baru dan belum dikenal oleh kalangan luas, pendekatan ini bisa lebih mudah menghasilkan salah paham.

3. Kamu bermain di industri penuh persaingan seragam: Anti-marketing akan membuat brand kamu tampil beda di tengah lautan promosi yang mirip.

4. Produkmu dari kategori lifestyle atau hiburan: Industri fashion, makanan ringan, hingga kosmetik punya ruang kreatif yang lebih luas untuk gaya komunikasi nyeleneh.

5. Tim paham psikologi dan budaya digital target: Ini krusial. Tanpa pemahaman yang mendalam, niat "lucu" justru bisa berubah jadi blunder.

Kesimpulan

Strategi anti-marketing bukan tentang sengaja tampil jelek atau melawan arus tren tanpa alasan.

Metode ini adalah sebuah seni bercerita jujur, menyentuh sisi manusiawi, dan membangun hubungan emosional dengan audiens yang sudah capek dengan dunia iklan penuh basa-basi.

Jika disusun secara tepat, strategi ini bisa memperkuat kepercayaan dan menciptakan loyalitas jangka panjang.

Dan kalau kamu butuh partner untuk menjalankannya dengan profesional, #SribuinAja semua kebutuhan kreatif bisnis kamu!

About PT Sribu Digital Kreatif
Sribu adalah platform yang menghubungkan bisnis dengan freelancer terkurasi untuk berbagai kebutuhan bisnis seperti desain grafis, pengembangan web, penulisan, pemasaran digital, dan banyak lagi. Berdiri sejak 2012, Sribu telah menjadi mitra terpercaya bagi ribuan bisnis di Indonesia, membantu mereka mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Sribu juga tersedia di aplikasi Play Store dan App Store.
Contact
Ratu Nur Mustika – Community Partnership PT Sribu Digital Kreatif Telp: +62812-1523-4545 Email: community@sribu.com

Categories
Marketing / ResearchAdvertising / Promotion / PRSales

Bagaimana kalau mencoba VRITIMES?
VRITIMES adalah platform distribusi press release yang digunakan oleh lebih dari 3000 perusahaan. Distribusi dapat dilakukan dengan Rp499k dan ada jaminan penayangan di 100 media. Silakan periksa informasi lebih lanjut tentang layanan ini di sini.
Lihat detail VRITIMES
Daftar Gratis
Other Press Release
Marketing / Research
Dorong Ekonomi Kreatif Indonesia, Sribu.com Buka Akses Freelancer Lokal ke Pasar Global
PT Sribu Digital Kreatif
Jun 18, 2025

HR / Recruitment
Gagal Berkali-kali, Freelancer Ini Ubah Nasib Lewat Platform Sribu

Internet service
Cara Buat Pelanggan "Rusuh" Membeli Lewat Strategi FOMO Marketing

Skin care / Cosmetics / Hair products
Baru Berdiri 2019, Brand Somethinc Tembus Top Skincare Lokal: Ini 3 Strategi Jitunya!

HR / Recruitment
Dari Satu ke Puluhan Ribu Projek: Kisah Sribu Bangun Ekosistem Freelancer Terbesar di Indonesia

Skin care / Cosmetics / Hair products
Tren Bisnis Digital 2025: Freelance Marketer Makin Diburu

PT Sribu Digital Kreatif
URL
www.sribu.com
Industry
Service
Weekly Release Ranking
Nov 08, 2024 2024
Ethereum Faucet: Cara Mudah Mendapatkan Ethereum Gratis untuk Pemula
Bittime
VRITIMES Video
vritimes na euvritimes jpFree consultationManual Ebook IndonesiaPR College