/ Mengenal Syaukat Takuma, Mahasiswa BINUS ASO School of Engineering yang Jadi Otak Strategi Tim Porsche Sprint Challenge
Berawal dari ruang kelas dan terjun ke sirkuit balap, Syaukat Takuma–atau yang akrab disapa Taka–membuktikan bahwa ilmu teknik bisa diterapkan di dunia nyata. Mahasiswa jurusan Automotive & Robotics Engineering di BINUS ASO School of Engineering ini kini menjadi bagian penting dalam tim Porsche Indonesia sebagai data engineer untuk ajang Porsche Carrera Cup Asia Bagaimana kisahnya? Simak di sini!
Perjalanan Taka masuk ke dunia balap profesional bukan karena melamar ke job fair. Semua berawal dari pertemuannya dengan seorang pembalap muda bernama David saat sesi test day menggunakan mobil CT3 di sirkuit Mandalika.
Saat itu, Taka diminta menganalisis data mobil David, dan hasil kerjanya menarik perhatian Bagus Hermanto, pemilik tim Superstars Indonesia yang merupakan penyelenggara resmi Porsche Sprint Challenge di Indonesia.
“Mas Bagus lihat hasil data yang aku analisa, dan langsung ngajak gabung jadi data engineer untuk tim mereka,” cerita Taka. Dari sana, tanggung jawabnya melebar dari hanya menganalisis satu mobil menjadi seluruh armada GT yang bertanding. Maka otomatis Taka pun diikutsertakan sebagai data engineer dalam ajang internasional Porsche Cup Asia.
Apa sebenarnya pekerjaan seorang data engineer di tim balap? Apakah mereka hanya duduk di depan komputer dan membaca angka? Taka memberikan jawabannya dengan tegas, “Nggak sesederhana itu.”
Menurutnya, pekerjaan data engineer dimulai jauh sebelum balapan. Ada sesi pre-event preparation, mulai dari penimbangan mobil (cross-weight), setting aerodinamika seperti ukuran sayap belakang, hingga perencanaan strategi ban sesuai kondisi sirkuit.
Saat hari balapan, Taka dan tim memantau data real-time dari mobil. Terutama, dari segi kecepatan, posisi gas, sudut kemudi, hingga gaya pengereman. Semua itu diolah untuk mengevaluasi apakah masalah ada di mobil, atau di cara mengemudi sang pembalap.
Ia juga menegaskan bahwa setiap trek balap memiliki karakter yang berbeda. Tikungan tajam, aspal licin, atau perubahan suhu udara bisa mengubah segalanya. Bahkan waktu start balapan, seperti siang atau sore, ikut mempengaruhi strategi yang ia racik bersama tim.
Walau pembalap adalah sosok yang paling terlihat di sirkuit, Taka menekankan bahwa balapan adalah olahraga tim. Ada mekanik, manajer tim, dan tentu saja, data engineer. Keputusan yang ia ambil berdampak langsung pada performa pembalap, sehingga komunikasi menjadi kunci utama.
“Pembalap kasih feedback, bilang misalnya mobil kurang stabil di tikungan cepat. Nah, dari situ aku cek data, cocokkan dengan feeling si pembalap, dan ambil keputusan: mau setting ulang? Atau gaya nyetirnya yang harus diubah?” tuturnya.
Setiap keputusan harus presisi. Salah hitung sedikit, akibatnya bisa fatal. Meskipun demikian, Taka tetap menambahkan, “Pressure-nya tinggi, tapi justru itu yang bikin nagih.”
Taka mengaku bahwa ilmu yang ia pelajari di BINUS ASO School of Engineering sangat berperan besar dalam pekerjaannya. Mulai dari technical knowledge seperti aerodinamika, sistem suspensi, hingga kemampuan analisis data.
“Nggak cuma hard skill, tapi juga soft skill seperti komunikasi dan berpikir sistematis itu semua diajarin di kampus,” katanya.
Ia menyebutkan bahwa integrasi antara teori di kelas dan pengalaman lapangan membuatnya mampu cepat beradaptasi. Ditambah lagi, dukungan dari pihak kampus membuatnya bisa tetap aktif di dunia profesional sambil menyelesaikan kuliah.
Taka bukan hanya bekerja di kejuaraan lokal. Pada 2024, ia dan tim Superstars Indonesia ikut serta dalam ajang Porsche Cup Asia di Malaysia. Itu adalah debut perdana dari tim Indonesia di level Asia. Ke depannya, Taka berencana ikut kejuaraan serupa di Jepang, Cina, dan negara lainnya.
“Sekarang kita udah jadi official organizer Porsche Sprint Challenge Indonesia, lisensi dari Porsche langsung,” jelas Taka. Ia berharap timnya bisa ikut full season, membawa nama Indonesia lebih jauh di kancah motorsport Asia, serta mengharumkan nama kampus BINUS ASO School of Engineering.
Bagi Taka, dunia otomotif bukan sekadar hobi. Baginya, itu adalah panggilan hidup, hingga ia sudah mantap menjadikan bidang tersebut sebagai karier jangka panjangnya. Namun, ia tak menampik ada tantangan besar. Dunia balap sangat kompetitif, dan semua orang ingin jadi yang terbaik. Maka dari itu, kuncinya adalah terus belajar dan memperbaiki diri.
Apa kamu juga punya mimpi besar seperti Taka? Ingat, peluang bisa datang dari mana saja, asal kamu sudah siap ketika momen tersebut tiba. Kamu bisa mengikuti jejaknya dengan mendalami ilmu serta passion-mu di jurusan Automotive & Robotics Engineering BINUS ASO!