/ Pemanfaatan Drone LiDAR untuk Survei Hutan Primer di Sumbawa
Sumbawa, Nusa Tenggara Barat - Terra Drone Indonesia beberapa waktu lalu telah sukses melakukan pekerjaan survei topografi dan pemetaan LiDAR menggunakan teknologi drone di kawasan Hutan Sumbawa, yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pemetaan dilakukan di kawasan mencapai total luasan 1,114 ha untuk PT Sentra Pertanian Sumbawa, yang membutuhkan data kondisi hutan primer yang mereka kelola secara akurat dan efisien.
LiDAR, yang merupakan singkatan dari Light Detection and Ranging, adalah sebuah metodologi penginderaan jauh yang memanfaatkan cahaya berupa laser berdenyut untuk mengukur jarak variabel ke Bumi. Teknologi ini, ketika dikombinasikan dengan data lain yang direkam oleh peralatan udara, mampu menghasilkan informasi tiga dimensi yang akurat tentang topografi dan karakteristik permukaan Bumi.
Dalam pekerjaan ini, Terra Drone Indonesia menggunakan peralatan canggih antara lain drone DJI M300 yang dipasangkan dengan Terra LiDAR Hesai serta GNSS Geodetic EMLID RS2. Drone DJI M300 terkenal dengan ketahanan dan kestabilannya dalam berbagai kondisi cuaca, menjadikannya pilihan ideal untuk pemetaan di kawasan yang sulit dijangkau seperti hutan perawan. GNSS Geodetic EMLID RS2 dipilih karena akurasi posisi yang sangat tinggi, penting untuk pemetaan topografi. Sementara Terra LiDAR Hesai menyediakan data point cloud yang detail untuk pembuatan model digital permukaan yang akurat, termasuk orthophoto, digital terrain model (DTM), dan tree counting. Dari data tersebut, bisa didapatkan kondisi dan kontur tanah yang tertutup pepohonan padat, luas kanopi, hingga data pohon sepert jumlah, tinggi dan posisi pohon.
Kelebihan penggunaan drone untuk pekerjaan pemetaan ini sangat signifikan dibandingkan dengan metode survei darat konvensional. Drone menyediakan akses ke area yang sulit dijangkau dengan risiko yang lebih rendah, kecepatan survei yang lebih tinggi, dan kemampuan untuk mengumpulkan data dengan resolusi yang lebih tinggi. Selain itu, penggunaan drone mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja di lapangan, sehingga mengurangi pula biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk proyek survei skala besar.
Perbedaan utama dengan metode survei darat terletak pada efisiensi waktu dan akurasi data. Metode darat membutuhkan waktu yang lebih lama dan seringkali terhalang oleh kondisi geografis yang sulit dan vegetasi lebat, sedangkan drone dapat dengan cepat mengatasi hambatan tersebut dan mengumpulkan data dengan cakupan yang lebih luas dalam waktu yang lebih singkat.
Direktur Terra Drone Indonesia, Michael Wishnu Wardana menyatakan, “Kami senang dapat mengimplementasikan teknologi LiDAR dan drone kami dalam proyek pemetaan hutan primer/perawan di Sumbawa. Kami berkomitmen untuk mengembangkan teknologi ini secara berkelanjutan sehingga dapat terus mendukung perusahaan-perusahaan melalui survei pemetaan yang efisien”
Melalui integrasi teknologi canggih seperti LiDAR dan drone, pekerjaan ini tidak hanya mencapai tujuan survei dan pemetaan dengan efisien, tetapi juga membuka jalan bagi aplikasi teknologi serupa dalam berbagai bidang untuk mendukung pengambilan keputusan yang berbasis data akurat.
Kunjungi www.terra-drone.co.id untuk mendapatkan pengetahuan lebih lanjut dan informasi berbagai jenis drone lainnya.