/ Bagaimana Cara Meningkatkan Kekayaan Bersih?
Banyak orang merasa penghasilannya sudah cukup, tapi masih sering bingung kenapa tabungan tidak bertambah signifikan. Jawabannya ada pada satu hal yaitu kekayaan bersih (net worth).
Kekayaan bersih adalah selisih antara total aset (yang dimiliki) dengan total liabilitas (utang). Jadi, bukan soal seberapa besar gaji bulanan, melainkan bagaimana kita mengelola uang yang masuk dan keluar setiap bulan.
Kalau ingin benar-benar meningkatkan kekayaan bersih, berikut empat strategi praktis yang bisa diterapkan:
Utang konsumtif adalah “jebakan manis” yang sering kali justru mengurangi nilai bersih finansial. Misalnya, cicilan gadget terbaru, pinjaman untuk liburan, atau kartu kredit untuk belanja gaya hidup. Semua itu tidak memberi nilai tambah jangka panjang, justru membuat kekayaan bersih berkurang karena menambah liabilitas.
Beda halnya jika utang dipakai untuk hal produktif, seperti rumah tinggal yang nilainya terus naik, atau modal usaha yang bisa menghasilkan penghasilan tambahan. Jadi, kuncinya adalah memilah, utang yang menggerus kekayaan harus dihindari, sementara utang produktif bisa dipertimbangkan dengan perhitungan matang.
Dana darurat ibarat payung di hari hujan. Tanpanya, setiap masalah finansial kecil bisa memaksa kita berutang lagi, dan itu jelas mengurangi kekayaan bersih.
Idealnya, dana darurat disiapkan sebesar 3–6 kali pengeluaran bulanan. Jika pengeluaran bulanan Rp5 juta, maka dana darurat sebaiknya ada di kisaran Rp15–30 juta.
Tempatkan dana ini di instrumen yang likuid, misalnya tabungan bunga harian atau deposito jangka pendek, supaya mudah diakses saat dibutuhkan. Dengan begitu, kekayaan bersih tetap stabil, karena kita tidak harus menambah utang setiap kali ada kebutuhan mendadak.
Kalau ingin kekayaan bersih benar-benar tumbuh, kita perlu menambah aset produktif, aset yang nilainya naik atau menghasilkan pemasukan. Contoh aset produktif antara lain:
- Deposito dengan bunga stabil.
- Reksa dana yang cocok untuk investasi jangka menengah.
- Saham yang berpotensi memberi imbal hasil lebih tinggi.
- Emas yang tahan inflasi.
- Properti yang nilainya bisa meningkat dari waktu ke waktu.
Dengan memperbesar porsi aset produktif, kekayaan bersih tidak hanya bertahan, tapi juga bisa bertumbuh seiring waktu.
Kenaikan gaji sering kali jadi alasan menaikkan gaya hidup, makan lebih mahal, beli barang lebih sering, atau liburan lebih jauh. Padahal, tanpa disiplin menabung, kekayaan bersih sulit berkembang.
Prinsip yang bisa dipakai adalah “pay yourself first”. Sisihkan dulu minimal 10–20% penghasilan untuk tabungan dan investasi, baru gunakan sisanya untuk kebutuhan sehari-hari. Cara ini membuat pertumbuhan aset lebih terjamin, karena tidak bergantung pada “sisa uang” di akhir bulan.
Dari berbagai pilihan aset produktif, emas punya tempat spesial. Alasannya sederhana, emas tahan inflasi, likuid, dan bisa dimulai dengan nominal kecil.
Bagi pemula, investasi emas adalah langkah aman untuk menjaga sekaligus menumbuhkan kekayaan bersih. Emas bisa jadi fondasi portofolio sebelum beranjak ke instrumen lain yang lebih berisiko seperti saham atau reksa dana.
Singkatnya, meningkatkan kekayaan bersih bukanlah perjalanan instan, melainkan kombinasi disiplin, strategi, dan kebiasaan baik. Kurangi utang konsumtif, bangun dana darurat, perbesar aset produktif, serta disiplin menabung dan berinvestasi, maka lambat laun, kekayaan bersih akan tumbuh dengan sehat. Emas bisa jadi pijakan pertama yang solid untuk memulai perjalanan itu.
Kini, investasi emas juga lebih mudah karena tersedia emas digital yang lebih murah dan praktis. Apakah kamu sudah punya emas dalam portofolio investasi? Jika belum, yuk mulai investasi emas online di neobank dari Bank Neo Commerce. Kamu bisa tahu cara investasi emas kapan saja dengan mudah dan murah.
Download neobank di PlayStore atau App Store. Buka Neo Emas di neobank sekarang. Kunjungi link Neo Emas untuk info detail dan terbaru tentang Neo Emas.
***
PT Bank Neo Commerce Tbk berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia (BI), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).