/ Kementerian PU Berikan Dukungan Penuh Tangani Dampak Banjir di Sorong pada Kanal Makbusun dan Sungai Klafma
Sebagai respons langsung di lapangan, Kementerian PU melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua Barat telah menurunkan dua unit ekskavator. Alat berat ini dikerahkan untuk melakukan pengerukan dan normalisasi pada dua titik krusial, yaitu kanal Makbusun di SP 3, Distrik Mayamuk, serta Sungai Klafma di Distrik Aimasi, Kabupaten Sorong. Upaya ini bertujuan untuk memperlancar kembali aliran air, mengurangi genangan yang merendam permukiman, dan meminimalkan potensi terjadinya banjir susulan.
Menteri PU, Dody Hanggodo, menyatakan bahwa percepatan penanganan menjadi prioritas utama untuk menjamin keselamatan warga.
“Kami terus memprioritaskan keselamatan dan kenyamanan masyarakat terdampak. Kementerian PU akan memberikan dukungan penuh dalam menangani dampak banjir di Kota/Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat,” kata Menteri Dody.
Sejalan dengan pengerahan alat berat, tim gabungan juga telah menyelesaikan identifikasi untuk penanganan darurat pada delapan ruas sungai. Rinciannya adalah lima ruas sungai di Kabupaten Sorong dan tiga ruas sungai di Kota Sorong, yang kini datanya sedang didetailkan untuk menentukan volume penanganan yang diperlukan.
Bencana banjir menerjang wilayah Kota dan Kabupaten Sorong sejak Minggu (14/9/2025). Pemicunya adalah curah hujan ekstrem yang mencapai lebih dari 150 mm per hari, yang diperparah oleh pasang surut air laut. Kondisi ini menyebabkan meluapnya lima sungai utama, yakni Sungai Klagison, Klasaman, Mariat, Klamalu, dan Makbusun.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua Barat, Wempy Nauw, menjelaskan bahwa tim di lapangan bekerja secara komprehensif. Selain melakukan pengerukan, timnya juga fokus pada pengumpulan dan penginputan data dampak bencana. Laporan tanggap darurat pun tengah disusun bersama Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan.
“Kami bersama Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan juga telah meninjau langsung beberapa ruas sungai yang terdampak untuk mengidentifikasi permasalahan sekaligus membuat modeling penanganan darurat maupun permanen,” ujar Wempy.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa BWS Papua Barat kini sedang menyusun rencana prioritas penanganan darurat. Fokus utama dari rencana ini adalah penanganan pada ruas-ruas sungai yang alirannya menggenangi permukiman padat penduduk, fasilitas umum, serta lahan pertanian milik masyarakat.
Program kerja ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja, Bergerak - Berdampak” dalam menjalankan ASTA CITA dari Presiden Prabowo Subianto.
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat
#SetahunBerdampak