/ Kementerian PU Tangani Bencana Banjir Bandang di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur
Berdasarkan data yang dihimpun, banjir bandang ini membawa dampak serius bagi masyarakat setempat. Lima desa dilaporkan terdampak, yaitu Desa Lokalaba, Desa Sawu, Desa Lodaolo, Desa Woewolo, dan Desa Ua. Akibatnya, bencana ini telah merenggut nyawa 3 orang, sementara 1 orang mengalami luka-luka. Tim gabungan hingga kini juga masih melakukan pencarian terhadap 4 orang lainnya yang dilaporkan hilang.
Kerusakan infrastruktur juga terjadi. Sebanyak 4 unit rumah warga hanyut terbawa derasnya arus banjir. Selain itu, akses vital masyarakat terganggu akibat rusaknya 2 unit jembatan di Desa Sawu dan 1 unit jembatan di Desa Ua. Bencana ini juga menyebabkan longsor di 3 titik pada jalan desa di Desa Loda Olo dan 3 titik longsor lainnya yang memutuskan jalan desa di Kampung Mabha Bhoma, Desa Woewolo. Dua bendung irigasi, yaitu Malasawu dan Lokalabo, juga dilaporkan mengalami kerusakan.
Menteri PU, Dody Hanggodo, menyatakan bahwa meskipun jalan dan jembatan yang rusak merupakan aset milik Pemerintah Provinsi, Kementerian PU tetap turun tangan untuk membantu percepatan penanganan.
“Semua alat berat dan tim sudah kita kerahkan di NTT. Bahkan kepala balai yang seharusnya hari ini ikut rapat dengar pendapat dengan DPR RI semalam saya minta kembali ke NTT untuk langsung mengawasi timnya supaya proses tanggap darurat lebih cepat,” kata Menteri Dody.
Untuk memaksimalkan upaya di lapangan, Kementerian PU melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Nusa Tenggara II juga menjalin koordinasi intensif dengan berbagai pihak, seperti TNI-Polri, Pemerintah Daerah, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagekeo. Koordinasi ini difokuskan pada beberapa agenda prioritas, mulai dari evakuasi warga, penanganan darurat di lokasi terdampak, hingga pembersihan material banjir untuk membuka kembali akses jalan yang terputus. Selain itu, koordinasi juga mencakup rencana penanganan jangka panjang melalui normalisasi sungai dan program mitigasi bencana di daerah-daerah rawan.
Di lokasi bencana, Kementerian PU juga telah menyiagakan personel dalam sebuah tim reaksi cepat. Tim ini bertugas untuk memonitor kondisi terkini secara berkelanjutan, mengidentifikasi dan menganalisis data dampak bencana, serta menginventarisasi lokasi dan kondisi sarana prasarana yang rusak. Tim ini juga memastikan kesiapan alat berat dan bahan-bahan yang mungkin dibutuhkan sewaktu-waktu.
Berdasarkan pantauan terakhir dari BBWS Nusa Tenggara II pada tanggal 10 September 2025, genangan air banjir di Kabupaten Nagekeo dilaporkan sudah mulai surut. Meskipun demikian, upaya penanganan bencana banjir bandang oleh Kementerian PU di Kabupaten Nagekeo terus dilakukan untuk memastikan pemulihan berjalan dengan baik dan berdampak positif bagi masyarakat.
Program kerja ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja, Bergerak - Berdampak” dalam menjalankan ASTA CITA dari Presiden Prabowo Subianto.
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat
#SetahunBerdampak