/ Kementrian PU Membangun Bendungan Bagong Di Trenggalek Sebagai Penyangga Utama Pasukan Air Irigasi Untuk Ketahanan Pangan
Bendungan Bagong diproyeksikan memiliki sejumlah fungsi vital yang akan dirasakan langsung oleh warga. Salah satu manfaat utamanya adalah sebagai penyangga utama pasokan air irigasi untuk Daerah Irigasi Bagong seluas 977 hektare (ha). Dengan kapasitas tampung raksasa yang mencapai 17,40 juta meter kubik (m3), bendungan ini diharapkan mampu menjaga ketersediaan air sepanjang tahun.
Dengan suplai air yang stabil, para petani di wilayah Trenggalek tidak perlu lagi was-was menghadapi musim kemarau panjang. Kehadiran Bendungan Bagong secara signifikan akan mengurangi risiko gagal panen akibat kekeringan yang kerap menghantui.
“Ketika nanti bendungan mulai mengalirkan air irigasi ke sawah-sawah di Trenggalek, harapannya sederhana, padi tetap hijau meski hujan jarang turun, lumbung-lumbung desa penuh, dan kesejahteraan petani meningkat,” kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, Muhammad Noor, menggambarkan dampak positif yang dinanti-nanti.
Selain untuk pertanian, bendungan multifungsi ini juga akan menjadi sumber air baku bagi masyarakat. Nantinya, Bendungan Bagong mampu menyuplai air bersih sebesar 153 liter per detik untuk warga di Kecamatan Trenggalek, Pogalan, dan Bendungan. Ini menjadi jawaban atas kebutuhan air bersih yang terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk.
Manfaat penting lainnya adalah sebagai pengendali banjir. Sungai Bagong yang kerap meluap saat musim hujan akan lebih terkendali. Bendungan ini didesain untuk mengurangi debit banjir hingga 78,44%, yang setara dengan mengamankan area seluas 85,6 hektare di empat kecamatan sekaligus, yaitu Pogalan, Gandusari, Bendungan, dan Trenggalek.
Menteri PU, Dody Hanggodo, menegaskan pentingnya infrastruktur sumber daya air seperti bendungan untuk mencapai swasembada pangan. Menurutnya, setelah pembangunan fisik bendungan selesai, fokus akan dialihkan pada percepatan pengembangan jaringan irigasi.
"Kita sepakat bahwa infrastruktur sumber daya air sangat penting untuk mencapai swasembada pangan. Salah satu contohnya adalah pembangunan bendungan yang kemudian disalurkan melalui sistem irigasi primer, sekunder, hingga tersier langsung ke lahan pertanian," ujar Menteri Dody.
Bendungan yang dibangun dengan tipe urugan zonal inti tegak setinggi 82 meter dan panjang 678 meter ini juga memiliki potensi tambahan. Dengan luas genangan mencapai 73,45 hektare, area sekitar bendungan diharapkan bisa dikembangkan menjadi lokasi pariwisata baru yang dapat menggerakkan ekonomi lokal, sekaligus mendukung upaya konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Bagong.
Hingga pekan terakhir Agustus 2025, progres pembangunan Bendungan Bagong yang terbagi dalam tiga paket pembangunan ini telah mencapai 77,29%. Rinciannya:
· Paket I berupa pembangunan bendungan utama mencapai progres 80,87%.
· Paket II dan III berupa pembangunan bangunan pelimpah, bangunan pengelak, fasilitas operasi, dan infrastruktur pendukung. Progres Paket II selesai 100%, dan Paket III mencapai 39,39%.
Secara keseluruhan, Bendungan Bagong ditargetkan rampung pada tahun 2028. Kehadirannya kelak menjadi bukti nyata bahwa sebuah infrastruktur dapat memberikan sejumlah manfaat sekaligus, dari sawah yang menghijau hingga perlindungan dari bencana alam.
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat