/ Kementrian PU: Adopsi Teknologi Peredam Gempa, Jembatan Pandansimo segera beroperasi
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, pembangunan jembatan Pandansimo merupakan salah satu prioritas Kementerian PU dalam meningkatkan konektivitas dan mempercepat distribusi logistik di kawasan selatan Yogyakarta dan kawasan selatan Pulau Jawa.
“Dengan selesainya Jembatan Pandansimo, waktu tempuh antarwilayah akan jauh berkurang, biaya operasional kendaraan lebih efisien, dan akses menuju pusat produksi pertanian, perikanan, serta destinasi wisata akan semakin terbuka lebar,” kata Menteri Dody.
Jembatan Pandansimo memiliki panjang total penanganan 2.300 meter dengan lebar rata-rata 24 meter, terdiri dari oprit, slab on pile, dan jembatan utama. Nilai kontrak proyek ini mencapai Rp863,7 miliar yang bersumber dari APBN, dengan masa pelaksanaan 579 hari kalender.
Berdasarkan studi kelayakan tahun 2017, pengoperasian JJLS di DIY diperkirakan akan mampu mengurangi biaya operasional kendaraan sebesar 13,11% atau setara Rp1,4 triliun per tahun, menghemat waktu tempuh hingga 20 menit, serta meningkatkan nilai produksi berbagai komoditas wilayah yang dilalui sekitar sebesar 18,6% atau sekitar Rp7,7 miliar per tahun.
Selain manfaat transportasi, jembatan ini juga akan membuka akses ke lahan pertanian seluas 2.164,10 hektare di Kecamatan Galur dan mendukung produksi pertanian sebesar 9.143,2 kuintal sayur dan buah setiap tahunnya. Produksi perikanan di Kecamatan Srandakan juga diharapkan meningkat sebesar 13,3 ton per tahun. Keberadaan Jembatan Pandansimo juga diharapkan dapat menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi, logistik, dan pariwisata di wilayah selatan DIY dan Pulau Jawa.
Menteri PU, Dody Hanggodo, mengungkapkan, jembatan Pandansimo bukan hanya sekadar infrastruktur penghubung, tetapi juga simbol pemerataan pembangunan, terutama bagi masyarakat selatan DIY dan Pulau Jawa. Kementerian PU tidak hanya menghadirkannya sebagai infrastruktur yang mampu memacu pertumbuhan ekonomi, namun sekaligus melestarikan kearifan lokal.
Sementara itu, dari sisi teknis, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah – DIY, Moch. Iqbal Tamher, menuturkan bahwa Jembatan Pandansimo dirancang untuk memperkuat ketahanan wilayah terhadap bencana dan sejalan dengan visi Kementerian PU: membangun infrastruktur yang tangguh, adaptif, dan berkelanjutan.
“Dari sisi teknis, jembatan ini memanfaatkan teknologi konstruksi modern seperti Corrugated Steel Plate (CSP) yang ringan dan kuat, Lead Rubber Bearing (LRB) sebagai peredam gempa, serta Mechanically Stabilized Earth Wall (MSE Wall) untuk efisiensi lahan, dan mortar busa untuk mengurangi beban struktur,” jelas Iqbal Tamher.
Iqbal Tamher menambahkan, saat ini Jembatan Pandansimo, yang mengadopsi elemen budaya lokal seperti motif batik nitik dan bentuk gunungan pada gapura serta lampu jalan, masih dalam proses Audit Keselamatan Jalan untuk memastikan seluruh elemen jembatan dan jalan penghubungnya memenuhi standar keamanan, kenyamanan, dan kelancaran lalu lintas. Dengan rencana pengoperasian pada September 2025, diharapkan Jembatan Pandansimo dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat, terutama bagi masyarakat di kawasan selatan Yogyakarta dan Pulau Jawa.
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat